Probolinggo,- Ada tradisi unik di Kabupaten Probolinggo mendekati Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Rutinitas nyeleneh itu tak lain adalah Tradisi Petolekoran, yang digelar warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kamis (27/3/25).
Sejak pagi, kapal penyeberangan tradisional yang datang dari Pulau Gili Ketapang silih berganti datang untuk mengangkut puluhan warga Gili Ketapang.
Setibanya di pelabuhan Tanjung Tembaga Mayangan Kota Probolinggo, warga Gili Ketapang, langsung menuju pusat perbelanjaan dan pertokoan untuk berbelanja kebutuhan lebaran.
Salah satu warga Gili Ketapang, Supina mengaku setiap tahun ia selalu ikut Petolekoran ini. Pada tahun ini, ia datang ke Kota Probolinggo secara rombongan bersama teman dan saudaranya.
“Ya, rencananya saya mau belanja baju dan alat dapur untuk persiapan menjelang Hari Raya Idul Fitri,” kata Supina.
Ada perbedaan tradisi Petolekoran tahun ini dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, warga yang mengikuti tradisi ini relatif agak berkurang.
Banyak faktor yang mempengaruhi berkurangnya warga yang melaksanakan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun ini.
Seperti warga yang berbelanja sebelum tradisi Petolekoran, hingga hasil tangkapan ikan warga Gili Ketapang yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan mulai berkurang.
Meski begitu, antusias warga Gili Ketapang untuk melaksanakan tradisi Petolekoran yang juga dikenal tradisi menyambut Hari Raya Idul Fitri ini masih cukup tinggi.
Warga Pulau Gili Ketapang, Abdul Manap mengaku bahwa Petolekoran ini juga bisa dibilang hobi. Meski tangkapan ikan sepi atau banyak, tradisi ini tetap ia laksanakan.
“Banyak yang dibeli oleh warga mulai kebutuhan rumah tangga seperti baju, makanan, hingga kebutuhan lainnya. Tradisi ini dimulai sejak puasa hari ke 25 hingga puasa ke 28,” bebernya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra