Menu

Mode Gelap
Warga Winongan Rayakan Lebaran di Tengah Sisa Genangan Banjir Kado Lebaran, 507 Warga Binaan Lapas Kelas II Probolinggo Dapat Remisi Masih jadi Favorit, 95.585 Pemudik Gunakan KA Saat Lebaran 2025 Polres Pasuruan Kota Gerebek Penjual Miras di Panggungrejo Razia Malam di Kota Pasuruan, Puluhan Kendaraan Disita, Empat Remaja Positif Narkoba Jelang Takbiran, Banjir Rendam Tiga Kecamatan di Pasuruan

Budaya · 29 Mar 2025 02:06 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran


					Arak-arakan ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi. Perbesar

Arak-arakan ogoh-ogoh menyambut Hari Raya Nyepi.

Lumajang, – Menyambut puncak perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang jatuh pada 29 Maret 2025, ribuan umat Hindu di Lumajang, menggelar pawai ogoh-ogoh di Jalan Raya Senduro pada Jumat malam (28/3/2025).

Pawai ogoh-ogoh tersebut merupakan seremonial setiap tahun pada malam hari sebelum Nyepi. Acara dibanjiri ribuan warga hingga menyedot perhatian para pengguna jalan raya di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Atraksi dan arak-arakan ogoh-ogoh saat upacara Tawur Agung Kesanga diiringi musik tradisional dan diwarnai aksi atraksi para peserta.

Aksi yang memukau ini cukup memeriahkan pawai mengelilingi rute kurang lebih 4 kilometer yang berujung di lapangan Pura Mandara Giri Semeru.

Uniknya, dalam gelaran ini tak hanya diikuti umat Hindu. Sebagian umat Islam juga ikut menyambut Hari Raya Nyepi dan Lebaran  dengan menyemarakkan pawai ogoh-ogoh ini dengan turut serta melakukan arak-arakan.

Bahkan, setiap ogoh-ogoh yang dibuat juga hasil karya swadaya warga lintas agama. Keguyuban dan kerukunan ini sebagai wujud toleransi umat beragama bagi warga di Kecamatan Senduro.

Kenyo, pengunjung mengaku, sengaja datang ke pawai ini untuk menyaksikan atraksi ogoh-ogoh serta pertunjukan tari.

“Seru banget, senang lihat atraksinya, tari-tariannya maupun musiknya kental dengan budaya lokal. Nonton pawai ini serasa atmosfer di Bali tapi ini di Lumajang,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pembinmas Hindu Kanwil Kemenag Jawa Timur, Budiono mengatakan, setidaknya ada sebanyak 17 patung ogoh-ogoh ikut serta dalam arak-arakan.

Menurutnya, pawai ogoh-ogoh juga sebagai puncak perayaan upacara Tawur Agung Kasanga. Tujuannya, pawai ini untuk membersihkan diri maupun lingkungan dari unsur-unsur negatif. Pawai ogoh-ogoh dilakukan sebagai bentuk pengusiran bala atau roh jahat.

Selain itu, juga untuk menyucikan lingkungan dari malapetaka, sehingga perayaan Nyepi berjalan aman dan tentram.

“Ogoh-ogoh ini merupakan simbol dari Si Butha Kala yakni, makhluk yang menganggu manusia. Pawai ini bertujuan untuk membersihkan segala energi negatif pada diri manusia,” ujarnya.

Usai diarak, belasan ogoh-ogoh ini kemudian dibakar sebagai simbol pemusnahan roh jahat sekaligus pembersihan diri.

Di samping itu, Ketua Harian Pura Mandhara Giri Semeru, Agung Wira Dharma mengatakan, ogoh-ogoh tidak hanya dibakar begitu saja.

“Pembakaran ogoh-ogoh memiliki makna dan harapan agar dunia kembali bersih dan bebas dari segala gangguan makhluk dan roh jahat,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 57 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Jahat Dan Rakus, Sosok Rahwana Dibuat Untuk Pawai Ogoh – Ogoh di Lumajang

17 Maret 2025 - 14:10 WIB

Festival MPS Kembali Digelar di Genggong, Ajang Adu Kreatifitas sekaligus Pelestarian Budaya Lokal

8 Maret 2025 - 08:49 WIB

Festival Seribu Sego Takir Sambut Hari Jadi Lumajang ke-769

31 Desember 2024 - 06:58 WIB

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Ratusan Warga Lumajang Berebut Empat Gunungan

19 September 2024 - 15:15 WIB

Trending di Budaya