Jember,- Dalam upaya meningkatkan mitigasi bencana di sekolah-sekolah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menggalakkan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Program ini bertujuan untuk mengedukasi siswa, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi tentang cara menghadapi bencana.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember, Zughrinada Wahyudi Hidayat, mengatakan, mulai tahun ini ia akan aktif mengimplementasikan SPAB di seluruh wilayah Jember.
“Sosialisasi dan simulasi akan dilakukan secara bertahap di setiap sekolah untuk program SPAB ini,” ujarnya, Selasa, (8/4/25).
Melalui program ini, siswa akan mendapatkan pelatihan tentang penanganan bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran.
BPBD Jember juga akan menyediakan materi pembelajaran dan lembar komitmen yang ditandatangani oleh berbagai pihak, termasuk kepala dinas pendidikan dan Kemenag.
Wahyudi memberi contoh Negara Jepang, yang menurutnya sukses menyatukan pelatihan bencana dalam kurikulum mereka.
“Di Jepang, anak-anak dilatih setiap tiga bulan. Ketika terjadi bencana, mereka tahu langkah apa yang harus diambil,” ujar dia.
Beberapa sekolah di Jember telah mulai menjalankan program ini secara rutin, bahkan ada yang mengundang BPBD setiap tahun untuk pelatihan.
“Setidaknya setahun sekali sudah bagus, tapi kami berharap ini berkelanjutan,” cetus Wahyu.
Program SPAB juga akan melibatkan pondok pesantren dan lembaga pendidikan non-formal. Harapannya, semua pihak, termasuk pengasuh pondok, dapat berperan aktif dalam membangun sistem kesiapsiagaan.
Dengan fakta bahwa Jember memiliki risiko bencana yang tinggi, Wahyudi menekankan pentingnya pendidikan kesiapsiagaan.
“Anak-anak adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan transformasi dalam masyarakat. Jika mereka memahami risiko dan cara menyelamatkan diri, kita sudah berada di jalur yang benar,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra