Menu

Mode Gelap
Atasi Krisis Air Bersih di Desa Sumberkramat Tongas, Polisi Bangun 4 Sumur Bor Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan Asyik Belanja di Toko, Motor Perempuan Muda di Kota Probolinggo Raib Polisi Bekuk Pelaku Premanisme di Proyek Strategis Nasional di Kawasan PIER Songsong Porprov 2025, KONI Kota Probolinggo Siapkan 34 Cabor Maling Kambing di Lumajang Tertangkap, Motornya Dibakar

Sosial · 8 Apr 2025 20:11 WIB

Mitigasi Bencana, Pemkab Jember Perluas Program Satuan Pendidikan Aman Bencana


					MITIGASI BENCANA: Pelatihan Program SPAB di SMK Islam Bustanul Ulum Pakusari Jember. (foto: IG : relawanrumahzakat_jember)

Perbesar

MITIGASI BENCANA: Pelatihan Program SPAB di SMK Islam Bustanul Ulum Pakusari Jember. (foto: IG : relawanrumahzakat_jember)

Jember,- Dalam upaya meningkatkan mitigasi bencana di sekolah-sekolah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), menggalakkan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Program ini bertujuan untuk mengedukasi siswa, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi tentang cara menghadapi bencana.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jember, Zughrinada Wahyudi Hidayat, mengatakan, mulai tahun ini ia akan aktif mengimplementasikan SPAB di seluruh wilayah Jember.

“Sosialisasi dan simulasi akan dilakukan secara bertahap di setiap sekolah untuk program SPAB ini,” ujarnya, Selasa, (8/4/25).

Melalui program ini, siswa akan mendapatkan pelatihan tentang penanganan bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran.

BPBD Jember juga akan menyediakan materi pembelajaran dan lembar komitmen yang ditandatangani oleh berbagai pihak, termasuk kepala dinas pendidikan dan Kemenag.

Wahyudi memberi contoh Negara Jepang, yang menurutnya sukses menyatukan pelatihan bencana dalam kurikulum mereka.

“Di Jepang, anak-anak dilatih setiap tiga bulan. Ketika terjadi bencana, mereka tahu langkah apa yang harus diambil,” ujar dia.

Beberapa sekolah di Jember telah mulai menjalankan program ini secara rutin, bahkan ada yang mengundang BPBD setiap tahun untuk pelatihan.

“Setidaknya setahun sekali sudah bagus, tapi kami berharap ini berkelanjutan,” cetus Wahyu.

Program SPAB juga akan melibatkan pondok pesantren dan lembaga pendidikan non-formal. Harapannya, semua pihak, termasuk pengasuh pondok, dapat berperan aktif dalam membangun sistem kesiapsiagaan.

Dengan fakta bahwa Jember memiliki risiko bencana yang tinggi, Wahyudi menekankan pentingnya pendidikan kesiapsiagaan.

“Anak-anak adalah kunci untuk menciptakan inovasi dan transformasi dalam masyarakat. Jika mereka memahami risiko dan cara menyelamatkan diri, kita sudah berada di jalur yang benar,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 31 kali

Baca Lainnya

Dipimpin Sekda, Pejabat Utama Pemkot Probolinggo Sambangi 2 Mantan Wali Kota, ini Tujuannya

10 April 2025 - 18:23 WIB

Puluhan Rumah Perdamaian Adhyaksa Didirikan di Kota Probolinggo, ini Tujuannya

9 April 2025 - 17:22 WIB

Selama Ramadan, 200 Wanita di Probolinggo Gugat Cerai Suami, 155 Orang Resmi Menjanda

9 April 2025 - 10:59 WIB

Ketua DPRD Lumajang Imbau Orangtua Awasi Aktivitas Anak Saat Liburan

8 April 2025 - 08:43 WIB

Pastikan Bansos Tepat Sasaran untuk Lansia dan Warga Rentan, Begini Langkah Dinsos Jember

5 April 2025 - 10:48 WIB

Selisih Sehari dengan Pemerintah, Jamaah Aboge di Leces Shalat Idul Fitri Hari Ini

1 April 2025 - 10:23 WIB

Warga Winongan Rayakan Lebaran di Tengah Sisa Genangan Banjir

31 Maret 2025 - 16:37 WIB

Kado Lebaran, 507 Warga Binaan Lapas Kelas II Probolinggo Dapat Remisi

31 Maret 2025 - 15:23 WIB

Bupati dan Wakil Bupati Lumajang Akan Gelar Open House, Warga Boleh Datang, Dilarang Bawa Oleh-oleh

30 Maret 2025 - 16:18 WIB

Trending di Sosial