Menu

Mode Gelap
Atasi Krisis Air Bersih di Desa Sumberkramat Tongas, Polisi Bangun 4 Sumur Bor Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan Asyik Belanja di Toko, Motor Perempuan Muda di Kota Probolinggo Raib Polisi Bekuk Pelaku Premanisme di Proyek Strategis Nasional di Kawasan PIER Songsong Porprov 2025, KONI Kota Probolinggo Siapkan 34 Cabor Maling Kambing di Lumajang Tertangkap, Motornya Dibakar

Ekonomi · 9 Apr 2025 18:07 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?


					TERDAMPAK: Pedagang bahan pokok di Pasar Tanjung Jember, tengah menjual dagangannya. ((foto: M. Abd. Rozak Mubarok).
Perbesar

TERDAMPAK: Pedagang bahan pokok di Pasar Tanjung Jember, tengah menjual dagangannya. ((foto: M. Abd. Rozak Mubarok).

Jember,- Kabupaten Jember mengalami inflasi yang cukup tajam pada bulan Maret 2025, dengan angka mencapai 1,63 persen.

Lonjakan angka inflasi ini merupakan perubahan signifikan setelah dua bulan sebelumnya, Januari dan Februari, terjadi deflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Erwandi menjelaskan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan inflasi. Diantaranya tarif listrik dan naiknya harga bahan pokok.

“Inflasi di bulan Maret sebagian besar disebabkan oleh berakhirnya diskon tarif listrik 50 persen untuk pelanggan dengan konsumsi di bawah 2.000 KVA,” ujar Tri, Rabu, (9/4/25).

Menurut Tri, kembalinya tarif listrik ke normal menyebabkan harga-harga naik. Padahal sebenarnya tidak ada kenaikan baru, melainkan hanya kembali ke tarif sebelumnya.

Komoditas seperti bawang merah dan cabe rawit mengalami kenaikan harga di atas 5 persen. Tri menyebut, permintaan yang tinggi menjelang dan setelah Ramadan berkontribusi terhadap lonjakan harga ini.

“Bawang merah dan cabe rawit merupakan bahan pokok yang tidak bisa dihindari dalam konsumsi sehari-hari, terutama saat perayaan,” tambahnya.

Kenaikan harga ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama bagi kelas menengah ke bawah.

Menurut Tri, bahwa ketika harga-harga naik, pendapatan yang terbatas membuat masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.

Di sisi lain, Tri juga menyoroti pentingnya pengawalan terhadap sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ekonomi Jember dengan kontribusi sekitar 26 persen.

Dijelaskannya, program pemerintah yang melibatkan TNI dan kepolisian diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dan komoditas lainnya, sehingga dapat membantu menstabilkan harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi di masa depan.

“Meskipun inflasi di bulan Maret menunjukkan angka yang tinggi, ada harapan untuk perbaikan di masa depan melalui peningkatan produksi dan stabilisasi harga,” Tri memungkasi. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 64 kali

Baca Lainnya

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Tersaingi Pasar Online, Pedagang Pakaian di Plaza Lumajang Sepi Pembeli

18 Maret 2025 - 15:50 WIB

Trending di Ekonomi