PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Kasus dugaan penelantaran 32 jemaah umrah asal Kabupaten Probolinggo berakhir damai. Baik pihak jamaah maupun pihak yang memberangkatkan umrah akhirnya menyelesaikan secara kekeluargaan.
Pihak keluarga yakni Badrus Sholeh (28) mengaku, pengakuannya kemarin terburu-buru dan emosi. Pasalnya ia menilai karena ada keterlambatan pulang.
“Jadi saya minta maaf kemarin terburu-buru bingung dan emosi juga sehingga di luar kontrol. Keluarga saya adik dan orangtua saya sudah ada jadwal tinggal perjalanan saja,” ucap Badrus, Jumat (17/5).
Adiknya terlebih dulu sudah pulang pada Kamis kemarin. Tinggal orangtuanya yang mana dalam kloter 2 segera dipulangkan .
“Yang jelas setelah saya berkomunikasi dengan pihak yang memberangkatkan sudah klir, hanya kesalahpahaman,” tandasnya. Dengan demikian yang awalnya sempat mau melapor ke polisi, akhirnya diurungkan.
Sementara itu Soleha (52) warga Sidoarjo yang memberangkatkan 32 jemaah mengaku, sedikit lega. Pasalnya ia sudah mengusahakan sejak awal keberangkatan bahkan hingga menginap di rumahnya secara gratis.
“Yang jelas kemarin tidak benar , kami berusaha semaksimal mungkin. Hanya saja karena ada keterlambatan sedikit dan semuanya juga sudah dijadwalkan pulang,” ucapnya lewat sambungan selular.
Seperti diketahui 32 jemaah umrah asal Kabupaten Probolinggo sempat mengaku, ditelantarkan di Madinah bahkan sampai sempat tidur di luar hotel.
Ke-32 jemaah umrah sendiri berangkat melalui Majelis Dakwah Mekkah Madinah (Madamm) yang berada di Sidoarjo. Mereka membayar uang DP Rp 6,5 juta sedangkan total biaya umrah Rp 22,5 juta selama 9 hari.
Para jemaah berangkat bersamaan tanggal 2 Mei kemarin. Namun, ternyata dibagi dua kloter. Kloter pertama 14 orang berangkat tanggal 2 Mei dan kloter dua ada 18 orang berangkat tanggal 6 Mei. Pihak travel beralasa, kehabisan tiket begitu juga pulang mereka mengalami keterlambatan sesuai yang dijanjikan. (*)
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan