Menu

Mode Gelap
Pasca Pemungutan Suara Pilkada Serentak 2024, Kapolres Probolinggo Beri Pesan Menyentuh Begini Paslon Saling Klaim Kemenangan versi Quick Count, KPU Lumajang Imbau Tunggu Real Count Perolehan Suara Tertinggal versi Hitung Cepat, Rumah Cabup Lumajang Thoriqul Haq Sepi Bawaslu Sebut Ada Hitung Ulang dan TPS Roboh di Kota Probolinggo Pilkada Kota Probolinggo, Aminuddin-Ina Unggul 39,17 Persen versi Hitung Cepat Hasil Hitung Cepat Pilkada Lumajang, Indah-Yudha Ungguli Thoriq-Lucita

Budaya · 2 Okt 2019 06:23 WIB

Menilik Batik Khas Kota Probolinggo, Diminati Sejumlah Negara


					Menilik Batik Khas Kota Probolinggo, Diminati Sejumlah Negara Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Di Hari Batik Nasional produksi batik khas Kota Probolinggo tidak kalah bersaing dengan batik kondang seperti dari Pekalongan. Bahkan batik Kota Probolinggo ikut bersaing di kancah internasional.

Contohnya, produk batik di Mawar Permai Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan ini. Dijumpai pada Rabu (2/10), perajin batik D’Aisha tengah melakukan proses pembuatan kain batik.

Pemilik yakni Yayuk Setiowati (53) ini menuturkan, mulai menekuni batik sejak 2011 silam. Awalnya ia hanya memiliki galeri batik umum, namun ada saran kenapa tidak khusus batik khas Probolinggo.

Dari situlah, kemudian ia kembangkan menjadi batik khas Kota Probolinggo bernama “Bayuangga”. Ada ciri khas khusus pada batiknya, yakni melalui pewarnaan remasol yang identik dengan warna cerah dan bercorak.

Proses pembuatan Batik Khas Kota Probolinggo milik Yayuk Setiowati yang diminati sejumlah negara. (Foto : Rahmad Soleh).

Kain yang dipilih pun berbagai jenis, seperti katun prima, primis, dobi hingga sutra. Berbagai corak batik juga ia kembangkan seperti kembang peksi, kembang dok, kembang janggel.

Tak hanya kain, hasil produksi batiknya juga bervariasi. Mulai jaket, kemeja, blouse, hingga tas dan sepatu serta aksesoris batik lainnya.

Istri dari Dwi Putantro Rio (55) ini menuturkan banyak tantangan yang dilalui hingga batiknya dilirik pasar internasional.

Hambatan baginya selalu ada karena persaingan yang begitu ketat. Namun ia punya cara jitu yakni inovasi yang harus dikembangkan bahkan sampai belajar ke Madura dan Solo.

“Hambatan pasti ada, namun harus kita lalui. Peran Pemkot Probolinggo melalui DKUPP termasuk Kadin juga membantu kami. Seperti lewat pelatihan dan pemasaran juga,” jelas ibu tiga anak ini.

Ia menjelaskan, sejumlah negara meminat batik produksinya. Meski belum dalam skala besar sejumlah negara pernah membeli seperti Hongkong, Arab dan Moscow.

Dirumah produksinya, ia kini juga dibantu beberapa karyawannya. Ia berharap di Hari Batik Nasional masyarakat semakin cinta batik dan khususnya Batik Probolinggo bisa bersaing di kancah internasional. (*)

 

Penulis: Rahmad Soleh

Editor: Ikhsan Mahmudi

Artikel ini telah dibaca 68 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Hari Raya Kuningan, Mohon Perlindungan dan Keselamatan di Alam Semesta

5 Oktober 2024 - 16:33 WIB

Umat Hindu Tengger Sembahyang Hari Raya Kuningan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

5 Oktober 2024 - 13:25 WIB

Warga Desa Darungan Lumajang Berebut Tiga Gunungan Hasil Bumi dan 1.000 Ketan

29 September 2024 - 15:25 WIB

Ratusan Warga Lumajang Berebut Empat Gunungan

19 September 2024 - 15:15 WIB

Krecek Rebung, Jadi Ikon Kuliner Lumajang

2 September 2024 - 16:03 WIB

Bromo Marathon Diikuti 1.600 Pelari dari 22 Negara

1 September 2024 - 13:50 WIB

Lestarikan Kuliner Tradisional, Lumajang Gelar Sapar Agung

1 September 2024 - 12:58 WIB

Ada Festival Segoro Topeng Kali Wungu di Lumajang, Bikin Pelaku UMKM Sumringah

25 Agustus 2024 - 21:13 WIB

Tari Sodoran di Hari Raya Karo Pukau Wisman

20 Agustus 2024 - 18:26 WIB

Trending di Budaya