Menu

Mode Gelap
Atasi Krisis Air Bersih di Desa Sumberkramat Tongas, Polisi Bangun 4 Sumur Bor Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan Asyik Belanja di Toko, Motor Perempuan Muda di Kota Probolinggo Raib Polisi Bekuk Pelaku Premanisme di Proyek Strategis Nasional di Kawasan PIER Songsong Porprov 2025, KONI Kota Probolinggo Siapkan 34 Cabor Maling Kambing di Lumajang Tertangkap, Motornya Dibakar

Nasional · 22 Okt 2019 06:02 WIB

Santri Era Industri 4.0 Harus Inovatif dan Adaptif


					Santri Era Industri 4.0 Harus Inovatif dan Adaptif Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Hari Santri Nasional (HSN) 2019 dirayakan meriah di seluruh penjuru tanah air. Apel dan upacara hari santri menghiasi pesantren, instansi pemerintahan hingga lingkungan kantor aparat penegak hukum.

Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, pun tak ketinggalan menggelar apel besar memperingati HSN ke 5, pada Selasa (22/10). Apel dimulai sekira pukul 07.30 Wib, secara serentak di 3 titik berbeda.

Tiga titik itu meliputi halaman Pondok Pesantren Zainul Hasan, halaman P5 Pesantren Zainul Hasan, dan halaman Pondok Puteri Hafshawaty Zainul Hasan. Pengasuh pesantren, KH. Muhammad Hasan Mutawakkil Allallah, memimpin langsung jalannya apel.

“Tahun ini kaum santri dan pendidikan pesantren dapat penguatan kembali melalui pengesahan undang-undang pesantren. Diharapkan melalui undang-undang ini santri dan pendidikan pesantren dapat menguatkan peran dan kontribusinya melalui fungsi pesanten dan dalam pemberdayaan masyakarat,” kata Kiai Mutawakkil saat membacakan amanah Ketua Umum PBNU.

Pengasuh PZH Genggong, KH. Moh Hasan Mutawakkil saat memimpin apel besar HSN 2019. (Foto : Kominfo PZH Genggong for P7.com)

Dalam amanah itu, dijelaskan pula bahwa santri di era perkembangan industri 4.0 harus kreatif, inovatif dan adaftif. “Santri dituntut untuk mengembangkan argumen moderat, kontekstual dan kompatibel dengan semangat membangun simbiosis islam dan kebangsaan,” tutur Kiai Mutawakkil.

Selain itu, imbuh Kiai Mutawakkil, santri tidak boleh kehilangan jati dirinya, berupa ciri sikap ahlakul karimah dan senantiasa menjunjung tinggi kiai. Karena menurutnya, santri adalah insan yag berahlak pesantren dengan kiai sebagai simbol.

“Meskipun santri telah melanglang buana menempuh pendidian ke manca negara, ia tidak boleh melupakan jadi dirinya,” begitu pesan yang dibacakan Kiai Mutawakkil. (*)


Penulis : Moh. Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad


Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kiai Hasan Genggong, Ulama Sejuta Karomah dengan Jejak Spiritual Mendalam

10 April 2025 - 22:15 WIB

Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72

10 April 2025 - 16:48 WIB

Berpacu dengan Waktu, Pemkot Probolinggo Targetkan Gelar Sekolah Rakyat Tahun ini

8 April 2025 - 18:47 WIB

Takjubnya Ahmad Dhani saat Kunjungi Jembatan Kaca Bromo, Sebut ‘Prototipe’ Surga

7 April 2025 - 22:21 WIB

Probolinggo Jadi Proyek Percontohan Sekolah Rakyat, Mensos Gus Ipul Sambangi Bupati Gus Haris

4 April 2025 - 10:40 WIB

Libur Panjang, Berikut Tips Memilih Liburan saat Lebaran

1 April 2025 - 17:30 WIB

TP PKK Lumajang Tebar Ilmu Perkuat Iman dengan Kajian Tafsir dan Tahsin Al-Qur’an

27 Maret 2025 - 15:41 WIB

Hari ke-6 Ramadhan, Harga Komoditas Cabai Turun, Namun Masih Dikeluhkan

6 Maret 2025 - 14:56 WIB

NU Lumajang Beberkan Lima Keistimewaan yang Perlu Diketahui Saat Bulan Ramadhan

6 Maret 2025 - 11:54 WIB

Trending di Religi & Pesantren