Menu

Mode Gelap
Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan

Ekonomi · 26 Nov 2019 08:27 WIB

Kemarau Panjang, Harga Kebutuhan Dapur Naik


					Kemarau Panjang, Harga Kebutuhan Dapur Naik Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Musim kemarau berkepanjangan yang terus melanda wilayah Kabupaten Probolinggo berdampak terhadap para petani sayur. Tak sedikit para petani yang mengalami gagal panen.

Gagalnya panen para petani ini berimbas pada harga jual kebutuhan dapur di pasaran tradisional Kabupaten Probolinggo. Diantaranya harga jual kebutuhan dapur yang melambung, seperi tomat dan bawang merah.

Menurut Riski Nur Zakariya, salah satu pedagang di Pasar Semampir, Kecamatan Kraksaan, harga jual kebutuhan dapur seperti bawang merah kali ini sudah mencapai Rp. 24 ribu per kilogramnya. Padahal sebelumnya harg jual semula Rp. 18 ribu per kilogram.

Sedangkan untuk harga jual tomat, menurut pria 27 tahun ini, sudah berada di kisaran harga Rp. 10 ribu per kilogram. Harga jual tomat semula berada di kisaran Rp. 3 ribu per kilogram.

“Yang ikutan naik juga harga telor, sekarang sudah dua puluh empat ribu per kilonya yang sebelumnya hanya dua puluh ribu per kilogram. Harga ini sudah naik sejak dua mingguan,” kata Kiki, begitu ia disapa, Selasa (26/11).

Meroketnya harga kebutuhan dapur, sambung Kiki, tak lepas dari musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga banyak para petani gagal panen.

“Kalau sudah gagal panen, stok di pasaran berkurang sehingga harga jualnya naik,” tutur Kiki.

Naiknya harga kebutuhan dapur, dikeluhkan oleh Siti Maimunah, ibu rumah tangga asal Kelurahan Semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Ia berharap permasalahan ini bisa secepatnya teratasi.

“Kalau tomat, masih bisa disiasati, karena hanya untuk dibuat sambal. Tapi kalau bawang dan telor, itu sudah menjadi kebutuhan pokok. Jadi mau tidak mau harus tetap beli,” tutur perempuan dengan 2 anak ini. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pengurus AMSI Jatim Periode 2024-2028 Dilantik, Wamen Komdigi Beri Pesan Begini

20 November 2024 - 18:30 WIB

Petani Tembakau Lumajang Dibantu Satu Mesin Tiga Roda dan Lima Mesin Rajang

19 November 2024 - 14:31 WIB

Wamen Komdigi Bakal Hadiri Seminar dan Pelantikan AMSI Jatim

18 November 2024 - 17:55 WIB

Mentan Ajak Ribuan Peserta Minum Susu Bersama dan Teken MoU untuk Tingkatkan Produksi Susu Lokal di Pasuruan

14 November 2024 - 18:03 WIB

Permudah Penumpang Mudik Mencoblos, KAI Daop 9 Jember Siapkan Tiket Promo

14 November 2024 - 16:44 WIB

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Lumajang Hanya Dapat Tiga Kuota untuk Petugas Kloter Pendamping Ratusan Calon Jemaah Haji

13 November 2024 - 08:36 WIB

Manfaatkan Lahan Kosong, Polres Probolinggo Kota Tanam Jagung

12 November 2024 - 18:46 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Trending di Ekonomi