Menu

Mode Gelap
PMII, HMI hingga GMNI Kompak Deklarasi Anti Politik Uang Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD

Pendidikan · 10 Jan 2020 06:00 WIB

Belajar di Tenda, Siswa-Siswi SDN Gunggungan Lor: Gerah


					Belajar di Tenda, Siswa-Siswi SDN Gunggungan Lor: Gerah Perbesar

PAKUNIRAN-PANTURA7.com, Hampir sepekan ini siswa-siswi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gunggungan Lor No 23, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di tenda darurat. Hal ini terjadi karena ruang kelas atapnya ambrol dan sebagian kelas rawan ambruk.

Meski proses KBM tetap berjalan, namun siswa-siswi SDN Gunggungan Lor ingin secepatnya kembali belajar di dalam kelas. Sebab bejalar di tenda darurat membuat mereka merasa kepanasan

“Gerah, panas terus-terusan di tenda. Kalau hujan, suruh pulang sama pak guru,” kata Ahmad Davi (11), siswa Kelas IV SDN Gunggungan Lor, Jum’at (10/1/2020).

Davi dan 22 siswa-siswi SDN Gunggungan Lor lainnya, mengikuti KBM sebagaimana biasanya. Mereka masuk kelas sejak pukul 7.00 Wib dan pulang sesuai dengan peraturan yang dibuat sekolah sebelumnya.

“Masuk ke kelas seperti sebelum belajar di tenda. Pelajaran yang diikuti juga sama dengan sebelumnya,” tutur Davi.

Kepala SDN Gunggungan Lor, Adri mengatkan, semua anak didiknya dari kelas 1 sampai kelas 6, belajar diluar karena rang kelas yang selama ini digunakan untuk kegiatan KBM membayakan bagi keselamatan mereka.

“Ada dua ruang kelas yang atapnya sudah ambruk, jadi tidak memungkinkan jika digunakan sebagai tempat belajar. Ruang kelas lainnya, pondasinya patah dan tembok retak-retak, sebagai antisipasi maka KBM kami pindahkan keluar kelas,” Adri memaparkan.

Tenda darurat yang didirikan, jelad Adri, merupakan tenda pengungsian milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo.

“Kita laporkan kondisi kelas disini sehingga BPBD membuat tenda untuk kegiatan belajar,” jelasnya.

Adri menyebut, selain faktor alam berupa hujan deras yang disertai angin kencang pekan lalu, hal lain yang membuat sekolahnya ambruk dan tak layak huni adalah faktor usia.

“Sekolah dibangun pada tahun 1982, dan setelahnya hanya direhab ringan. Jadi wajar atap ambrol dan rawan roboh karena kayu-kayu sudah lapuk, terlebih terkena hujan angin,” tandasnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sebanyak 1.739 Siswa di Lumajang Putus Sekolah

14 November 2024 - 16:25 WIB

Cegah Terulangnya Kasus Supriyani, Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan Siap Dampingi Guru

5 November 2024 - 16:14 WIB

Cegah Perundungan, Kejaksaan Negeri Kota Probolinggo Masifkan Pendidikan Hukum ke Pelajar

7 Oktober 2024 - 16:49 WIB

Tingkatan IPM dan Kesejahteraan, Guru Madrasah se-Kabupaten Probolinggo Sepakat Menangkan Gus Haris – Ra Fahmi

7 September 2024 - 20:48 WIB

Top! 13 Kontingen Pelajar Harumkan Nama Lumajang di Olimpiade Nasional

22 Agustus 2024 - 16:44 WIB

Duh! 5.848 Pelajar di Lumajang Putus Sekolah

16 Agustus 2024 - 19:38 WIB

Bahayakan Siswa, DPRD Kabupaten Probolinggo Kecam Pembiaran Kerusakan SDN Bimo 

8 Agustus 2024 - 20:55 WIB

Siasat Pemkab Lumajang Sejahterakan Guru non-NIP, Honor Dicairkan dengan Skema Peningkatan Kompetensi

7 Agustus 2024 - 12:11 WIB

Duh! Jumlah Penderita HIV di Lumajang Capai 2.103 Orang

6 Agustus 2024 - 19:30 WIB

Trending di Pendidikan