PAJARAKAN-PANTURA7.com, Ribuan santri, pakar pertanian dan petani akan ‘ngaji’ bareng di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan, Probolinggo, akhir pekan ini, Sabtu – Minggu (25-26/1/2020).
Inisiator Ngaji Tani Akbar dan Musyawarah Nasional Santri Tani Nusantara, Gus dr. Moh. Harris Damanhuri Romly mengatakan, Ngaji Tani ini digelar untuk membuka wawasan, peluang dan harapan baru bagi kaum tani, kelompok tani, praktisi lapangan, dan pondok pesantren sebagai pusat kajian dan tranformasi ilmu pengetahuan sosial keagamaan.
“Sehingga ada peningkatan sumber daya lokal di bidang pertanian, peternakan, perhutanan dan perkebunan. Selain itu, untuk meningkatkan silaturrohim antara petani dan pakar pertanian dengan dunia pesantren,” terang Gus Harris, begitu ia disapa.
Ngaji Tani, sambung Gus Harris, terbagi dalam empat sesi. Sesi pertama berupa Ngaji Tani Akbar dalam format diskusi panel, kemudian sesi kedua merupakan Musyawarah Nasional Santri Tani Nusantara (Munas STN).
“Juga ada Ngaji Sholawat Muhammad dan Muktamar Kopi Pesantren,” tutur salah satu Pengasuh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong ini.
Dikatakan Gus Harris, kaum ‘alim’ pertanian dengan pesantren sebagai benteng pertahanan umat dapat berkolaborasi untuk melakukan pemberdayaan pertanian sebagai ibadah sosial. Pesantren, menurutnya, harus bisa bicara tentang kitab tani dan kitab koperasi atau jamaah produksi dari perspektif nilai-nilai agama.
“Pesantren harus didesain untuk kemajuan umat dalam mengisi kekosongan model pendekatan bertani hari ini. Munas ini sebagai forum bahsul masail, urun rembuk bab pertanian terpadu serta melakukan ijtihad, mencari formulasi terbaik model bertani kekinian sebagai manhaj bertaninya kaum santri tani nusantara” paparnya.
Selain Kementerian, pakar pertanian, gapoktan, petani dan pesantren, imbuh Gus Harris, Ngaji Tani perdana ini juga akan melibatkan kelompok peternakan, tani hutan dan mahasiswa. “Juga organisasi kepemudaan dan masyarakat umum,” ia menjelaskan. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT