KANIGARAN-PANTURA7.com, Memberdayakan lingkungan tempat tinggal menjadi kawasan yang sehat, bersih dan nyaman, menjadi tanggung jawab semua pihak. Selain pemerintah daerah, kesadaran dari masyarakat memiliki peranan penting.
Contohnya di RT 02/RW 013, Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Kampung yang awalnya kumuh, kini telah disulap menjadi destinasi wisata dengan budidaya ikan nila sebagai wisata andalan.
Uniknya, di kawasan yang dikenal sebagai Kampung Glaser One ini, budidaya nila dilakukan dengan memanfaatkanna aliran kali yang membelah kampung. Budidaya nila di kali dirintis tak sampai setahun lalu.
“Sebelumnya memang ini kawasan kotor dan kumuh. Nah ada aliran sungai yang melewati kampung kami dan banyak sampah sehingga sungai kotor, akhirnya warga bergerak untuk mengatasi masalah aliran sungai ini,” kata Ketua RT 02, Bambang Suprayitno, Kamis (26/3/2020).
Bambang menjelaskan, irigasi yang berada di dekat perumahan warga memiliki panjang 50 meter. Sebanyak dua hingga tiga penyaringan dibuat untuk menahan sampah. Dengan cara itu, sampah tak lagi masuk ke kampung Glaser One.
“Nah melihat sebelumnya banyak sampah, kami berinisiatif untuk membersihkan. Intinya kami ingin mengubah kawasan yang dulunya tak terurus bisa bermanfaat untuk masyarakat, khususnya yang ada di daerah ini,” paparnya.
Sementara, Ketua LPM Kelurahan Kanigaran Heri Sutanto mengatakan, pembersihan kali dilakukan hampir setiap hari. Secara bergantian warga membersihkan sampah yang terjaring di beberapa penyaringan, sehingga kali bebas sampah.
“Dulu, aliran kali cokelat lantaran bercampur lumpur dan sampah yang mengalir di sepanjang aliran. Bahkan saat pertama kali dibersihkan, lumpur yang mengendap di dasar kali mencapai 50 sentimeter,” tutur Heri.
Tak hanya pembersihan, imbuhnya, warga juga menebar benih ikan nila untuk dikembangkan sebagai budidaya ikan rumahan. Sedikitnya, 50 kilogram benih ikan nila disebar ke aliran kali yang memiliki lebar kurang lebih 1,5 meter itu.
“Setelah kali dibersihkan, kami menebar benih ikan nila dan juga mujaer. Selain agar kali menjadi habitat ikan sebagaimana biasanya, juga memiliki nilai ekonomis,” Heri menjelaskan.
Nantinya, sambung Heri, ikan hasil budidaya kali dipanen untuk dikonsumsi bersama oleh warga. “Jadi guyub rukun antar warga tercipta dengan hal-hal seperti ini,” tandas Heri. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi