MAYANGAN-PANTURA7.com. Menjelang bulan suci Ramadan, bermunculan penjual bunga musiman (dadakan) di sejumlah pasar dan kawasan pemakaman umum di Kota Probolinggo. Hal itu terkait tradisi nyekar ke makam keluarga dan leluhur yang dilakukan sebagian warga Kota Probolinggo.
Seperti terlihat di Pasar Baru, Jalan Niaga, Rabu (22/4/2020), banyak dijumpai penjual bunga dadakan. Memang sebelumnya sudah ada penjual bunga tetap yang jumlahnya tidak sampai hitungan jari.
Penjual kembang didominasi perempuan, warga sekitar pasar yang memanfaatkan momen tahunan. Jenis bunga yang dijual pun bervariasi, mulai Rp5-10 ribu, bahkan ada yang Rp25 ribu tergantung kualitas dan kuantitas bunga.
Aminah (55), yang sudah delapan tahun berjualan bunga mengaku, omzet penjualannya meningkat menjelang Ramadhan. Jika hari-hari biasa, ditambah kondisi gawat darurat akibat Covid-19, bunga yang dijual hanya laku puluhan ribu per hari.
“Alhamdulillah, penghasilan saya bertambah. Jika hari biasa hanya tiga puluh ribu, kali ini bisa mencapai ratusan ribu,” katanya.
Ia pun mengaku, tidak khawatir dengan munculnya banyak penjual bunga dadakan. Soalnya hal itu sudah biasa terjadi setiap tahun menjelang Ramadhan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri.
“Buat apa khawatir, rezeki sudah ada yang mengatur. Ini sudah biasa setiap tahun,” kata warga Kelurahan Jati itu.
Aminah mengatakan, harga bunga sedikit naik sebab harga kulak di pengepul harga bunga juga naik. Untuk memudahkan penjualan, kemudian mengemas bunga itu dalam kantong plastik.
“Harga di pengepul sedikit naik, jadi saya siasati dengan mengemas di kantong plastik. Ada juga konsumen yang membeli hanya dua macam bunga, ada juga yang tiga rupa bunga. Harga juga menyesuaikan,” terangnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Muhammad Rizal