MAYANGAN-PANTURA7.com. Menjelang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau popular dengan new normal, fasilitas kesehatan (faskes) seperti, rumah sakit (RS) dan Puskesmas di Kota Probolinggo berbenah.
Suasana AKB di masa pandemi Covid-19 ini pandemi ini berdampak pada sejumlah perubahan. Warga yang berobat ke RS atau Puskesmas akan menjumpai Standard Operating Prosedure (SOP) yang berbeda.
“Semua pengunjung wajib menggunakan masker dan melalui screening kesehatan awal,” kata Walikota Hadi Zainal Abidin saat ‘cangkrukan’ bersama para awak media di halaman RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo, Jumat malam (12/6/2020).
Dikatakan petugas rumah sakit akan melakukan pengukuran suhu, pengecekan fisik, dan wawancara mengenai kondisi kesehatan serta riwayat kontak dengan wilayah atau orang lain yang terindikasi Covid-19.
Habib Hadi, panggilan akrab walikota, menjelaskan, rumah maupun Puskesmas di Kota probolinggo akan membedakan alur masuk pasien terpapar infeksi dan non-infeksi.
Sebelum Habib Hadi, Wawali HMS. Subri yang datang lebih dulu, banyak mengurai ihwal pelayanan RSUD dr Mohamad Saleh. Ia mengaku, prihatin dengan kinerja rumah sakit “pelat merah” itu.
“Harus ada pembenahan dari sisi SDM (sumber daya manusia). Misalnya, pasien di ruang VIP, harus dimandikan atau diseko oleh perawat. Kalau ada perawat tidak mau ya diganti saja, cari perawat lainnya,” ujar Subri.
Begitu prihatinnya, sampai wawali mengatakan, seandainya RSUD dr Mohamad Saleh rumah sakit swasta, sudah lama tutup. “Mosok ada sebagian masyarakat yang membandingkan RSUD Dokter Saleh dengan RSU Wonolangan?” katanya.
Karena itu, Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh, dr Abraar HS Kuddah SpB punya beban berat untuk meningkatkan kinerja rumah sakit di Jalan Pandjaitan itu. “Silakan rumah sakit ini di-create sebelum rumah sakit yang baru selesai dibangun,” kata politisi Partai Demokrat itu.
Sementara itu, dr Abraar dengan gaya berkelakar mengatakan, dirinya langsung “tertekan” begitu mendapat amanah menjadi Plt Direktur RSUD. “Beberapa bulan di awal, berat badan saya sampai turun 8 kilogram,” katanya.
Terkait rencana penerapan new normal, dr Abraar mengaku sudah menyiapkan sejumlah langkah. “Ada SOP di RSUD dalam penerimaan pasien infeksi dan non-infeksi, termasuk pembukaan poli-poli rawat jalan, pendamping pasien, hingga pengunjung pasien,” katanya.
Dokter spesialis bedah itu menambahkan, protokol kesehatan tetap menjadi acuan menjelang new normal. “Masyarakat nantinya diharapkan beradaptasi dalam situasi pandemi dengan cara mejadikan perilaku hidup bersih sesuai protokol kesehatan sebagai kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya. (*)
Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Rizal Wahyudi