Menu

Mode Gelap
Peringati HPN 2025, PWI Lumajang Akan Gelar Bakti Sosial KAI Daop 9 Jember Siapkan 24 Perjalanan Kereta untuk Lebaran 2025 Dua Tronton Adu Banteng di Depan Wisata Pantai Bentar, Dua Sopir Terluka Prihatin, Guru Ajak Siswa yang Terisolasi Akibat Banjir Pindah Sementara Eks Ketua Bawaslu hingga Anak Mantan Wali Kota Ramaikan Bursa Calon Ketua KONI Kota Probolinggo Tenaga Honorer Segera Dirumahkan, Pemkab dan DPRD Lumajang Pasrah

Sosial · 20 Jun 2020 08:24 WIB

‘Gubuk Derita’ Milik Hotija Tak Tersentuh RTLH


					‘Gubuk Derita’ Milik Hotija Tak Tersentuh RTLH Perbesar

TONGAS-PANTURA7.com, Asa Siti Hotija (13) untuk segera tinggal di rumah yang layak huni harus dipendam dalam-dalam. Pasalnya, rumah bocah perempuan asal Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo itu, tak masuk dalam program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tahun anggaran 2020.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Probolinggo, Abdi Utoyo. Menurut dia, program RTLH tahun 2020 terpaksa disetop karena seluruh anggaran sudah dialokasikan untuk penanganan dan pencet Covid-19.

“Yang paling mendesak saat ini adalah penanganan Covid-19. Jadi anggaran kita untuk RTLH tahun 2020 sudah tidak ada, sudah tergerus untuk penanganan Covid-19. Jadi memang betul-betul sudah tidak ada kegiatan,” kata Abdi, Sabtu (20/6/2020).

Meski bantuan dalam bentuk bedah rumah sudah pasti tidak bisa dilakukan tahun ini, namun Abdi berjanji akan mencari cara agar ‘Gubuk Derita’ Hotija bisa dipoles. Syukur-syukur, bisa menjadi prioritas program RTLH di tahun 2021.

“Jadi untuk kegiatan RTLH, kita anggarkan Rp15 juta untuk satu unit dari total 1.000 unit. Insyaallah di tahun 2021, nanti kita akan cek lagi,” terang Abdi saat dikonfirmasi via sambungan seluler.

Sekedar informasi, kemalangan dialami Siti Hotija bersama neneknya Natik (85) yang tinggal di sebuah gubuk bambu kecil berukuran sekitar 5 x 4 meter persegi. Hotija merupakan bocah yatim piatu sejak ia duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Sejatinya, tempat yang ditinggali Hotija dan neneknya tersebut sudah pernah roboh, beberapa waktu lalu. Berkat kepedulian masyarakat sekitar, rumah berdinding anyaman bambu tersebut berdiri kembali, dimana dananya perbaikan berasal dari hasil swadaya warga. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Peringati HPN 2025, PWI Lumajang Akan Gelar Bakti Sosial

8 Februari 2025 - 11:08 WIB

Prihatin, Guru Ajak Siswa yang Terisolasi Akibat Banjir Pindah Sementara

7 Februari 2025 - 16:35 WIB

Warga Lumajang Diminta Tidak Tergiur Kerja Sama Terkait MBG

6 Februari 2025 - 17:12 WIB

Marak Pembuangan bayi, Pemkab Jember Bakal Dirikan Pusat Pembinaan Keluarga

6 Februari 2025 - 04:26 WIB

Jalur di Grobogan Pulih, Layanan KA Pandalungan dan KA Blambangan Kembali Normal

5 Februari 2025 - 19:53 WIB

Sempat Dilarang, Presiden Prabowo Instruksikan Pengecer Boleh Jual LPG 3 Kg Lagi

4 Februari 2025 - 18:13 WIB

Januari Kelabu di Probolinggo, 174 Istri Gugat Cerai Suaminya

4 Februari 2025 - 15:30 WIB

Polemik Toko Berjaringan, DPRD Jember Bakal Kuliti 238 Swalayan

4 Februari 2025 - 06:46 WIB

Pengecer Dilarang Jual LPG 3 Kg, Agen: Belum Ada Dampak

3 Februari 2025 - 18:25 WIB

Trending di Sosial