KRAKSAAN-PANTURA7.com, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menahbiskan 4 pondok pesantren (ponpes) sebagai ponpes tangguh Covid-19. Empat ponpes ini dinilai disiplin protokol kesehatan dan mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru.
Empat ponpes tangguh ini meliputi Ponpes Nurul Jadid di Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton; Ponpes Zainul Hasan Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan; Ponpes Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani dan Ponpes Hati Toroyan, Desa Rangkang, Kecamatan Kraksaan.
Bupati Probolinggo, Hj Puput Tantriana Sari, SE, menjelaskan, 4 ponpes itu dinobatkan sebagai ponpes tangguh Covid-19 berdasarkan pengamatan panjang. Puncaknya, pemkab melakukan pencanangan dan penguatan Adaptasi Kebiasaan Baru di lingkungan ponpes di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (14/7/2020) lalu.
“Terimakasih kepada jajaran ponpes yang terus berikhtiar dan mendoakan Kabupaten Probolinggo, agar dimudahkan Allah menghadapi pandemi Covid-19 ini. Semoga Allah segera mencabut pandemi Covid-19, khususnya di Indonesia,” tutur Bupati.
Dalam pengamatannya, 4 ponpes ini memiliki regulasi matang sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Baik saat jadwal kepulangan, proses kembalian santri dan selama santri tinggal di pesantren.
“Empat ponpes ini bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi pesantren lain, dalam mewujudkan pesantren yang tangguh. Agar santri dan pengurus di dalam pesantren aman dan steril dari resiko penularan virus korona,” tandas bupati dua periode ini.
Menurut Bupati, sebagai lembaga pendidikan yang sudah membumi, ponpes punya andil besar guna mewujudkan masyarakat Kabupaten Probolinggo yang tangguh menghadapi pandemi virus corona. “Termasuk para santri dan pengurus di lingkungan pesantren,” paparnya.
Salah satu Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH. Hassan Ahsan Malik mengatakan, jauh sebelum pandemi pesantren sudah sigap menjalankan anjuran protokol kesehatan. Bahkan pesantren memulangkan lebih awal santri sebelum jadwal pulang.
“Kemudian saat kembalian, Insyallah Pesantren Zainul Hasan merupakan satu-satunya pesantren di Indonesia, yang santrinya kembali ke pesantren saat pandemi,” kata kiai muda yang biasa disapa Non Alex ini.
Dikatakan Non Alex, santri kembali ke pesantren dalam dua tahap. Santri putri dari Kabupaten/Kota Probolinggo kembali pada Senin (1/6/2020) dan santri putra pada esok harinya. Lalu, santri putri dari luar Probolinggo, kembali pada Senin, (15/6/2020) dan santri putra sehari berikutnya.
“Awal kembalian santri, kita sudah pesan desinfektan, thermogun, fasilitas cuci tangan dan santri lockdown selama satu bulan tidak boleh keluar pesantren,” Kon Alex menjelaskan.
Selain itu, imbuh Kepala Kominfo Pesantren Zainul Hasan ini, kegiatan santri banyak diprioritaskan untuk berolahraga dan menjaga imun tubuh. “Kalau ada yang sakit, langsung kita tangani,” lugasnya.
Penerapan protokol kesehatan yang ketat, menurut Non Alex, efektif mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren. Terbukti, sekitar 6 ribu santri di pesantren, tak satupun terpapar virus korona.
“Alhamdulillah sampai saat ini, dan mudah-mudahan seterusnya, tidak ada santri kami yang terkena Covid-19,” syukurnya. (***)
Editor : Efendi Muhamad
Publisher : Rizal Wahyudi