MAYANGAN-PANTURA7.com, Ragam cara dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo untuk menjaga dan mengembangkan kreatifitas seniman. Salah satunya, dengan menggelar Lomba Tari Kreasi Bolinggoan Tahun 2020.
Lantaran masih pandemi, lomba yang menggandeng Dewan Kesenian dilakukan dengan cara mengirimkan video durasi maksimal tujuh menit. Video yang masuk ke panitia, lalu diseleksi oleh dewan juri.
Hasilnya, berdasarkan seleksi akhir dari 19 peserta yang dimulai sejak 28 Oktober hingga 9 November, dikantongi 8 finalis. Mereka adu kreasi dan adu lihai dalam malam final di Orin Hall Resto, Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Jum’at (13/11/2020) malam.
“Meski pandemi, namun karya seni tidak boleh mati. Para seniman ini tetap latihan meski dalam masa pandemi, proses itu harus kita hargai,” kata Kepala Disdikbud Kota Probolinggo, Moh. Maskur melalui Kabid Kebudayaan, Sardi.
Dalam malam final, panitia menggandeng 3 orang juri yang terdiri dari Dewan Kesenian Kota Probolinggo Priyono, Pundjul Pitono serta Mohammad Haryanto dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya.
Adapun ke-8 finalis itu, berasal dari 3 sanggar, yakni Bina Tari Bayu Kencana, Panji Laras dan Padepokan 22. Satu-persatu, mereka pun dengan rancak dan gemulai menari diatas panggung, agar dapat memikat hati dewan juri.
Setelah berlangsung selama empat jam, akhirnya dewan juri mengumumkan nama-nama pemenang, yang berhak atas hadiah berupa trophy, piagam dan sejumlah uang pembinaan.
Dewan juri akhirnya memutuskan Jaran Bodhag Karepan dengan koreografer Yeyen Wulan R sebagai juara pertama. Lalu juara kedua Jebing Majengan dengan koreografer Tabah Luh Penatas.
Sementara juara ketiga Dara Getak dengan koreografer Eksa Hertin Probowati. Dara Getak juga menyabet favorit pilihan panitia. Adapun harapan pertama hingga kelima, yaitu Susup, Kipas Bayuangga, Larung Sesaji, Sekar Arum dan Minion Jaran Bodhag.
“Jadi tari-tarian ini, merupakan kreasi yang menggambarkan kehidupan masyarakat Kota Probolinggo. Memadukan kekayaan alam dan budaya Pandalungan atau perpaduan Jawa-Madura,” tandas Sardi. (Adv)
Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT