PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pandemi Covid-19 memaksa anak-anak banyak belajar di rumah, cara orang tua mengasuh anak pun harus berubah. Selain pelajaran di sekolah, orang tua juga tetap perlu memperhatikan edukasi yang diberikan pada anak tentang pangan bergizi dan kebiasaan hidup sehat.
Atas pertimbangan itu, SPEKTRA Surabaya, meluncurkan Program Isi Piringku, yaitu Program Kampanye dan Edukasi Pangan dan Gizi bagi Anak Usia 4-6 Tahun di Probolinggo dan Pasuruan, Jawa Timur, Tahun 2020.
Tujuan program ini adalah memberikan pemahaman, penyadaran dan peningkatan asupan makanan pada anak usia 4-6 tahun dengan menggunakan panduan isi piringku yaitu komposisi berimbang antara makanan pokok (karbohidrat), lauk pauk (protein) dan sayuran serta buah-buahan.
Dengan begitu, anak akan tumbuh kembang secara proporsional serta terhindar dari stunting. Sehingga pada ujungnya akan berdampak pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan derajat kesehatan masyarakat.
Direktur SPEKTRA Surabaya, Rony Sya’roni menjelaskan, progam itu terlaksana berkat kerjasama dengan Danone Indonesia dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dan Pasuruan. Pasca launching program, ada trainning bagi guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di dua wilayah tersebut.
“Karena pandemi Covid-19, mau tidak mau kita berharap dengan program ini anak-anak mendapat asupan makanan yang seimbang sehingga ketahanan fisiknya meningkat,” kata Rony dalam sambutan acara.
Ia menambahkan, di masa pandemi anak-anak tetap harus mendapatkan layanan pendidikan yang baik dan berkualitas. Oleh karenanya, peran serta guru PAUD amat diperlukan meski saat ini proses belajar mengajar mayoritas dilakukan via dalam jaringan (daring) internet.
“Saya harap bunda-bunda PAUD yang hadir disini (pelatihan via daring, red) bisa memberikan bimbingan dan pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan anak dengan tepat,” harap dia.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menyebut, negara bakal rugi sekitar Rp 300 triliun pada tahun 2030 nanti jika anak-anak sebagai generasi bangsa mengalami stunting.
“Karena anak stunting punya kecenderungan performa di sekolah dibawah anak tidak stunting. Sehingga ketika dewasa dan masuk usia produktif, penghasilannya kronis, disinilah kerugian yang alami negara pada anak stunting,” urai Karyanto.
Dikatakannya, stunting tidak bisa dikendalikan sendiri oleh pemerintah, baik Pemkab Probolinggo atau Pasuruan. Melainkan harus ada usaha dari orang tua, dan para guru PAUD dengan dukungan dari Program ‘Sehat dengan Isi Piringku’.
“Kita berkomitmen untuk mendukung pemberantasan stunting di Indonesia. Program ini juga didukung lagu ‘Isi Piringku’ yang mempermudah anak-anak mengerti edukasi pangan, sehingga dalam masa Covid-19 anak-anak tetap belajar dari rumah lewat lagu tersebut,” tandasnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Probolinggo, Tutug Edi Utomo mengatakan, ada ‘pe-er’ besar yang harus dikerjakan selama 3 tahun kedepan oleh pemerintah dan instansi terkait, yakni memberantas stunting dan menciptakan generasi emas.
“Tahun 2023 stunting sudah harus bisa diberantas. Terima kasih atas inisiasi, kerja keras dan supportnya demi generasi emas di tahun 2045,” tutur Tutug yang didapuk menggantikan Bupati Probolinggo memberikan sambutan sekaligus membuka peluncuran program secara resmi.
Ia berharap, program tersebut bisa digelar secara berkelanjutan. “Program yang menginspirasi seperti ini tak cukup sekali, perlu ada program selanjutnya pasca launching,” harap Tutug.
Usai mengikuti launching, sekitar 400 guru PAUD dibekali pelatihan program tersebur dengan pemateri Heri Multono, Kabid PAUD Dikmas Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan; Endah Yuliastuti, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan; serta Sri Wahyu Utami, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT