PASURUAN-PANTURA7.com, Mantan Wakil Walikota Pasuruan, Pudjo Basuki buka suara pasca ia dan istrinya, Luluk Mauludiyah, dipecat dari Partai Demokrasi Indonesi Perjuangan (PDI-P), Jum’at (4/12/20) kemarin.
Pudjo, sapaan akrab politisi senior PDI-P itu, mengaku terpaksa membelot dari intruksi partai dalam Pilkada Serentak 2020 Kota Pasuruan, karena dalam perjalanan politiknya, ada garis merah yang melibatkan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Garis merah yang dimaksud adalah, beber Pudjo, bahwa Gus Ipul merupakan salah satu politisi PKB yang direstui oleh almarhum KH. Abdurrahman Wahid (Gys Dur) untuk pindah partai ke PDIP.
Singkat cerita, Pudjo mengatakan ia sempat bertemu dengan Presiden RI ke 5, Megawati Soekarno Putri di rumahnya di Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada 2005 atau 15 tahun silam. Saat itu, Pudjo menjabat sebagai Wakil Walikota Pasuruan.
Saat itulah, ia mendengar cerita dari Megawati Soekarno Putri bahwa KH. Abdurrahman Wahid dan Megawati melakukan pembahasan tentang salah satu dari dua kader PKB yang dapat direkrut oleh PDIP.
“Yakni Ketua Umum PKB saat ini, Muhaimin Iskandar dan Saifullah Yusuf. Kemudian Bu Mega memilih Pak Saifullah Yusuf,” kata Pudjo menceritakan.
Oleh sebab itu, imbuhnya, secara pribadi Pudjo berani mengambil konsekuensi untuk mendukung Gus Ipul dalam pilkada Kota Pasuruan tahun 2020 ini. Alih-alih mendukung Raharto Teno Prasetyo, yang diberangkatkan oleh PDI-P.
Meski begitu, ia tetap menyayangkan dan mempertanyakan alasan PDI-P memecatnya. Sebab, ia kini hanyalah kader biasa, bukan sebagai pengurus partai.
Karena itu, Pudjo berencana mengajukan surat pembelaan diri dalam kongres ke-6 PDI-P, “Saya tidak ingin keluar, tapi akan saya ajukan surat pembelaan diri agar dapat diputuskan surat rehabilitasi,” urainya.
Ia bertekad tetap loyal dan tidak ingin kelluar dari partai berlambang moncong putih itu. Sejatinya, klaim Pudjo, ia banyak mendapat tawaran untuk bergabung ke partai lainnya.
“Satu prinsip saya, bahwa saya akan bergabung dengan himpunan orang-orang kecil,” pungkasnya. (*)
Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT