Menu

Mode Gelap
Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan

Ekonomi · 7 Jan 2021 10:31 WIB

Hujan Penyebab Harga Cabai Meroket


					Hujan Penyebab Harga Cabai Meroket Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Sejak sepekan ini, kenaikan harga sejumlah komoditas dapur melambung signifikan. Diduga, meroketnya harga kebutuhan dapur itu karena intensitas hujan tinggi sehingga banyak tanaman gagal panen.

Sejumlah komoditas dapur yang harganya melonjak di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Probolinggo, diantaranya cabai rawit merah, cabai besar atau cabai keriting, kubis dan tomat.

Di Pasar Semampir Kraksaan, harga cabai rawit berada dikisaran Rp 60-70 per kilogram (Kg), padahal sepekan lalu masih kisaran Rp 50 ribu per kilogram. Sementara harga cabai keriting merah mencapai Rp. 50 ribu kilogram dari harga awal sekitar Rp 18 ribu per kilogram.

Sementara harga kubis berada di kisaran Rp 12 ribu per kilogram, atau naik 50 persen dari harga sebelumnya yang hanya Rp 5-6 ribu saja. Adapun harga tomat Rp 10 ribu per kilogram, juga naik 50 persen dari harga sebelumnya.

“Stok dari petani kurang. Selain itu juga terkendala hujan sehingga cabai, tomat dan yang lainnya banyak yang busuk. Kalau sudah tidak bagus otomatis pembeli sudah tidak minat,” kata Siti Aminah, pedagang di Pasar Semampir Kraksaan, Kamis (7/1/2021).

Dikonfirmasi terpisah, Muhammad Ridho, petani cabai asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mengatakan, saat ini mayoritas petani masih was-was untuk menanam cabai mengingat cuaca masih kurang bersahabat.

“Mungkin kalau sudah jarang hujan, petani bisa lebih fokus menanam cabai. Kalau sekarang masih mikir-mikir karena kami juga tidak mau rugi, jika nekat menanam cabai harus siap-siap rugi,” ungkap Ridho. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi