PAJARAKAN-PANTURA7.com, Vaksinasi massal yang rencananya akan dilakukan pemerintah pekan ini, menuai kontroversi. Selain masyarakat yang setuju, tak sedikit warga yang masih enggan disuntik vaksin dengan berbagai alasan.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah menegaskan, vaksin Covid-19 produksi sinovac yang akan disuntikkan kepada warga terjamin statusnya, yakni halal dan suci.
Masyarakat, menurut Kiai Mutawakill, tidak perlu takut soal status hukum vaksin. Apalagi MUI Pusat melalui Komisi Fatwa sudah menfatwakan bahwa bahan-bahan yang diracik untuk menghasilkan vaksin sinovac halal dan suci.
“Oleh karenanya, saya berharap melalui Komisi Fatwa MUI Pusat yang didalamnya ada kiai, ulama dan tokoh-tokoh keagamaan dari berbagai latar belakang, isu yang berkembang akhir-akhir ini tentang kehalalan vaksin itu berakhir,” tutur Kiai Mutawakkil dalam video imbauannya, Selasa (12/01/2021).
Pengasuh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong Pajarakan Probolinggo menambahkan, masyarakat saat ini tinggal menunggu fatwa MUI selanjutnya tentang asas manfaat dan tingkat keamanan penggunaan vaksin bagi masyarakat.
“Tunggu fatwa alim ulama melalui MUI tentang kemanfaatan dan keamanan penggunaan vaksin tersebut,” pinta Kiai Mutawakkil.
Selain MUI, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Senin (11/01/2021), telah memberikan persetujuan penggunaan darurat alias emergency use authorization (EUA) kepada CoronoVac, vaksin virus corona baru produksi Sinovac.
Rencananya, vaksinasi massal akan digelar pemerintah mulai Rabu (13/01/2021), dimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19.
Selanjutnya, vaksinasi akan menyasar tenaga kesehatan (nakes) sebagai kelompok prioritas, disusul petugas pelayan publik seperti anggota TNI dan Polri, lalu warga kelompok rentan yang berusia 18 tahun keatas. Pogram vaksinasi Covid-19 di 34 provinsi mencapai total populasi 181,5 juta orang. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT