Menu

Mode Gelap
Akhiri ‘Pertarungan’, Bunda Indah dan Cak Thoriq Saling Berjabat Tangan Brutal! Gerombolan Pemuda di Purwodadi Pasuruan Serang Pria yang sedang Ngopi Kasus KDRT WNA Australia, Korban Laporkan Penyidik Polres Pasuruan ke Propam Polda Jatim KPU Tetapkan Perolehan Suara Pilkada Kab. Probolinggo, Gus Haris – Ra Fahmi Pecundangi Zulmi – Rasit Jelang Libur Nataru, Polisi Cek Kelayakan Bus di Terminal Bayuangga Batu Besar Jatuh, Jalur Piket Nol Lumajang Sempat Lumpuh

Gaya Hidup · 11 Feb 2021 13:40 WIB

Awal Tahun, Angka Perceraian di Probolinggo Turun


					Awal Tahun, Angka Perceraian di Probolinggo Turun Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Kasus perceraian di Pengadilan Agama (PA) Kraksaan, Kabupaten Probolinggo pada bulan Januari 2021 lalu menurun dibandingkan bulan sebelumnya, Desember 2020 lalu. Pada awal bulan, PA menerima 284 perkara cerai baru.

Panitera Muda Hukum PA Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Syafiudin mengatakan, dari total perkara cerai tersebut, cerai gugat (CG) masih lebih mendominasi seperti sebelumnya, mencapai 178 kasus. Sedangkan untuk perakara cerai talak (CT) jumlahnya mencapai 106.

“Kalau untuk perkara cerai yang kami putus itu ada 214, yang CT ada 56, dan yang CG mencapai 158. Tapi dibanding Desember ini lebih sedikit, karena yang Desember itu yang kami putus mencapai 221,” kata Syafiudin, Kamis (11/2/2021).

Meski menurun dibandingkan bulan sebelumnya, lanjut Syafiuddin, untuk jumlah kasus cerai kali, jika dibandingkan dengan Januari tahun lalu, perkara cerai di awal tahun kali ini justru mengalami peningkatan. Sebab di Januari tahun 2020, total perkara cerai yang diputus berjumlah 185.

“Sebanyak 36 kasus perbedaannya jika dibandingkan perkara pada Januari tahun lalu. Ya, semoga saja bukan pertanda perceraian di tahun 2021 ini makin meningkat. Agar kami, bisa siap-siap memberikan edukasi,” ungkap Syafiuddin saat ditemui di ruangannya.

Dari perkara cerai yang ditangani, sambung dia, selama beberapa bulan terakhir faktor ekonomi yang menjadi pemicu perceraian, meningkat. Padahal, sebelum ada pandemi Covid-19, biasanya perkara cerai yang masuk itu didominasi faktor pertengkaran.

“Sejak pandemi ini, penyebabnya didominasi ekonomi. Sudah tidak bisa dihindarkan lagi, dampak pandemi ini ke sektor perekonomian seperti apa,” ujar pria asal Kabupaten Situbondo ini. (*)


Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Xuping, Perhiasan Emas Imitasi yang Kini Digandrungi Warga Kota Probolinggo

26 Oktober 2024 - 12:37 WIB

Pangkas Rambut Tradisional di Kota Probolinggo Masih Bertahan Ditengah Gempuran Barbershop

8 Oktober 2024 - 18:25 WIB

Kreatif! Warga Ketapang Kota Probolinggo Sulap Galon Bekas jadi Hiasan Bunga Estetik

28 September 2024 - 15:55 WIB

Menabung Lima Tahun, Pasutri Ini Beli Motor dengan Uang Koin

21 Agustus 2024 - 19:58 WIB

Jazz Gunung Bromo 2024, Elfa’s Singers hingga Ndaru Ndarboy Hangatkan Penonton dalam Balutan Bediding Bromo

20 Juli 2024 - 15:27 WIB

Kafe D’Javu Kota Probolinggo, Tawarkan Kenikmatan Kopi dan Kereta Api

20 April 2024 - 19:41 WIB

Lebaran, Tempat Penitipan Kucing di Kota Probolinggo Sesak

11 April 2024 - 18:30 WIB

Bulan Ramadhan, Kasus Pernikahan Dini di Kabupaten Probolinggo Turun

7 April 2024 - 17:25 WIB

Alih Status, Dua Ribuan Wanita di Probolinggo jadi Janda

14 Januari 2024 - 16:59 WIB

Trending di Gaya Hidup