PAITON-PANTURA7.com, Cuaca ekstrem belakangan ini membuat petani cabai rawit di Kabupaten Probolinggo merugi. Pasalnya, di musim penghujan ini banyak cabai yang membusuk karena terserang penyakit.
Hal ini disampaikan Muhammad Sukron, petani asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Sejak musim hujan tiba, tanaman cabai miliknya diserang cacar buah (Antraknosa). Cacar buah tersebut menyerang hampir menyeluruh, dari cabai rawit hijau dan merah.
“Seluas 250 meter persegi rusak baik cabai rawitnya yang masih hijau atupun sudah mulai merah sudah terlihat berwana kecoklatan seperti habis terbakar. Kalau sudah seperti ini, dijamin tidak laku,” kata Sukron, Selasa (2/3/2021).
Jika cabainya sudah diserang cacar, lanjut Sukron, alamat dirinya akan merugi dan tidak balik modal. Padahal, biaya untuk menanam cabai sebanyak 6.000 batang lumayan cukup besar jika dihitung dari awal membajak sawah.
“Membeli bibit cabai rawit, memberi pupuk, hingga memberi obat-obatan agar proses perkembangannya cepat, dan tidak gampang terkena penyakit. Terlebih saat itu harga pupuk mahal dan masih sulit didapat sudah habis biaya besar,” ungkapnya.
Dikatakan Sukron, hal tersebut berbanding terbalik jika penyakit yang menyerang cabai rawit masih dapat diatasi dengan obat-obatan yang dijual di pasaran. Tetapi untuk penyakit cacar ini, masih belum ada obat yang ampuh, baik untuk mencegah ataupun mengobatinya.
“Penyakit cacar ini memang sering terjadi setiap tahunnya, hanya saja di tahun 2021 ini cacarnya lebih awal datang. Yang seharusnya datang pada saat panen cabai hampir selesai, namun kali ini datang saat cabai masih belum terlalu sering dipanen, faktor hujan mungkin,” tutur dia.
Sekadar informasi, hujan yang terjadi belakangan ini sudah diprediksi oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo. Petani diminta mewaspadai munculnya penyakit yang bisa merusak tanaman dan membuat hasil panen tidak maksimal. (*)
Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : A. Zainullah FT