KANIGARAN-PANTURA7.com, Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo menyentuh angka Rp 110 ribu per kilogram (Kg). Harga jual ini dinilai masih wajar dan bukan yang termahal di Jawa Timur.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo, Fitriawati mengatakan, lonjakan harga cabai rawit terjadi di seluruh daerah di Jawa Timur. Bahkan di daerah lain, harga cabai rawit hingga Rp 130 ribu per/Kg.
Ia menambahkan, lonjakan harga cabai disebabkan oleh rusaknya tanaman cabai milik petani di sejumlah daerah penghasil cabai rawit, imbas musim hujan. Dampaknya, stok cabai rawit terbatas sehingga harga cabai naik.
“Fenomena naiknya harga cabai rawit ini terjadi di seluruh Jawa Timur, bahkan ada yang sampai menyentuh Rp 130 ribu per/Kg. Faktor mahalnya harga cabai ini murni karena tanaman cabai petani rusak akibat cuaca buruk,” ujar Fitriawati, Rabu (10/3/2021).
Soal anggapan adanya penimbunan cabai rawit oleh tengkulak maupun pedagang nakal, Fitriawati menyebut tudingan itu tidak benar. “Berdasarkan hasil sidak tim satgas pangan, tidak ada penimbunan,” tegasnya.
Sementara terkait banyaknya warga dan pelaku usaha kuliner yang menggunakan cabai rawit kering, mantan Sekertaris Dinas Perikanan Kota Probolinggo ini menuturkan, pemanfaatan cabai kering merupakan inisiatif warga.
Selain harganya jauh dibawah harga cabai rawit, rasa pedasnya juga tak kalah ‘menggigit’. “Kedepan, jika petani panen cabai rawit, bisa diawetkan cabai kering sebagai komoditas alternatif,” imbuhnya. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi