KRAKSAAN-PANTURA7.com, Sejak sepekan ini, kenaikan harga sejumlah komoditas dapur melambung signifikan, salah satunya cabai rawit. Diduga, meroketnya harga cabai rawit lantaran di musim penghujan ini banyak tanaman cabai yang rusak.
Pantauan PANTURA7.com, di Pasar Semampir Kraksaan, harga cabai rawit sudah Rp100 ribu per kilogram (Kg). Padahal sepekan sebelumnya harganya masih kisaran Rp80 ribu dan sebulan sebelumnya di kisaran Rp 50 ribu per kg.
“Kalau tidak salah, seingat saya sekitar satu sampai dua minggu lalu naiknya. Ya seperti biasanya, faktornya musim hujan atau cuaca ekstrim dan berimbas ke stoknya yang berkurang di pasaran,” kata Riski Nur Zakariya (29) salah satu pedagang di Pasar Semampir.
Menurut Kiki, sapaan akrabnya, tak hanya cabai rawit merah, harga cabai rawit hijau juga ikutan meroket. Saat ini, cabai rawit hijau sudah berada di kisaran Rp40 ribu dari harga sepekan lalu sekitar Rp30 ribu. “Sama juga, naik harganya,” ungkap dia.
Dikonfirmasi terpisah, Muhammad Ridho, petani cabai asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mengatakan, saat ini mayoritas petani masih was-was untuk menanam cabai mengingat cuaca masih kurang bersahabat.
“Mungkin kalau sudah jarang hujan, petani bisa lebih fokus menanam cabai. Kalau sekarang masih mikir-mikir karena kami juga tidak mau rugi, jika nekat menanam cabai harus siap-siap rugi jadi lebih milih menanam padi saja,” ungkap Ridho.
Sepekan lalu, menurut dia, petani cabai di desa sekitar banyak geleng-geleng kepala. Pasalnya, cabai yang ditanam sudah mulai rusak sebelum panen. Kerusakan tersebut, kata dia, dikarenakan bakteri tanaman yang menyerang.
“Ya jadi wajar saja kalau harganya meroket sekarang, karena memang kekurangan stok saja. Sebelumnya petani cabai di sini banyak mengeluh karena tanaman cabai rawit rusak gara-gara diserang bakteri,” tutur pria berbadan subur ini. (*)
Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : A. Zainullah FT