KRAKSAAN-PANTURA7.com, Semakin pedasnya harga cabai rawit membuat konsumen di kalangan pengusaha kuliner di sekitar Kota Kraksaan harus memutar otak. Terutama, bagi mereka yang produk olahannya banyak menggunakan cabai sebagai bumbu utama.
Suratmi (56) pemilik warung ayam geprek di Kelurahan, Kraksaan Wetan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo merasakan dampak harga cabai yang masih melambung tinggi. Ia harus tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Aduh, mahal sekarang. Apalagi jualan ayam geprek bumbu yang paling utama itu memang cabai, Biasanya dulu cuma Rp20 ribu sekarang malah tembus Rp 120 ribu perkilo, padahal kemarin masih Rp100 ribu,” kata Suratmi, Selasa (16/3/2021).
Akibat meroketnya harga cabai, ia harus terpaksa mengurangi volume pembelian cabai sejak harganya melambung. Hal tersebut, agar ia tidak merugi terlalu banyak.
“Biasanya beli satu kilo setengah setiap harinya, tapi saat ini atau sejak beberapa hari terakhir, kalau beli cabai rawit di pasar hanya setengah kilo saja. Tapi risikonya, untuk memenuhi level kepedasannya jadi tidak maksimal,” katanya.
Terpisah, Kabid Perdagangan, Disperindag Kabupaten Probolinggo, Endang mengatakan, sudah berkondinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) terkait melambungnya harga cabai dan minimnya stok cabai di wilayah setempat.
“Untuk mensiasati kebutuhan cabai pada pelaku usaha untuk sementara bisa menggunakan cabai kemasan yang dijual di supermarket atau toko lainnya. Karena harganya cabai itu cukup murah dibandingkan harga cabai rawit,” tutur Endang.
Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher :A. Zainullah FT