Menu

Mode Gelap
Emosi Saat Disapa, Eks Napi Tantang Polisi, Begitu Diperiksa Positif Sabu dan Judi Online Kebijakan soal Pajak ‘Dikuliti’, Gubernur Khofifah Beberkan Prinsip Keadilan Fiskal Mengenal Sejarah Transportasi Kereta Api di Lumajang pada Masa Kolonial Belanda Ketua DPRD Lumajang: Keterbukaan Informasi Publik Langkah Strategis untuk Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Bupati Lumajang Siap Berikan Solusi untuk Guru non-NIP Peringatan Harjakabpro ke-279 Dikemas Sederhana, Diawali Ziarah Kubur dan Tasyakuran

Ekonomi · 25 Mar 2021 16:47 WIB

Stok Beras di Probolinggo Tersedia hingga Akhir Tahun


					Stok Beras di Probolinggo Tersedia hingga Akhir Tahun Perbesar

PROBOLINGGO,- Kebijakan pemerintah untuk mengimpor 1 juta ton beras dari Thailand dan Vietnam, menuai kontroversi. Sebab persediaan dan cadangan pangan nasional dinilai masih cukup setidaknya sampai akhir tahun ini.

Di Perum Bulog Sub Divre Probolinggo misalnya. Stok beras di gulang untuk distribusi ke 3 wilayah yakni Kota dan Kabupaten Probolinggo serta kabupaten Lumajang, masih cukup untuk 9 bulan kedepan.

Kepala Perum Bulog Sub Divre Probolinggo, Krisna Murtiyanto mengungkapkan, saat ini stok beras di 3 gudang yang berada di Kota dan Kabupaten Probolinggo sebanyak 9.969 ton. Jumlah itu, cukup untuk memenuhi kebutuhan beras selama 9 bulan kedepan.

“Total jumlah stok tersebut tersebar di 3 gudang, yakni di gudang Kelurahan Sukoharjo, stok beras 3041 ton; di gudang Kelurahan Kedungasem mencapai 1.709 ton; dan di gudang Desa Klaseman ada 2.461 ton,” kata Krisna, Kamis (25/3/21).

Stok itu, menurut Krisna, akan berubah seiring target penyerapan gabah di Perum Bulog Sub Divre Probolinggo yang sejumlah 27.394 ton. “Serapan kita hingga pekan kedua Maret ini masih mencapai 1.648 ton,” ujarnya.

Untuk mencapai target itu, sambungnya, dalam sehari bulog menyerap 100 ton gabah. Penyerapan gabah itu dilakukan melalui 12 mitra penggilingan bulog yang tersebar di Probolinggo raya.

“Mitra Bulog siap membeli gabah petani melalui mekanisme, yakni melalui kelompok tani. Namun tentunya, gabah kering hasil panen petani ini harus memiliki standart kualitas sesuai Permendag,” beber dia.

Stardart gabah kering panen dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Kemendag), urainya, yakni hampa kotoran dalam gabah maksimal 10% dan kadar air maksimal 25%. Jika standar terpenuhi, maka gabah petani akan dibeli dengan harga Rp 4.200 per kilogram (Kg).

“Jadi harga ini sudah tertera dalam Permendag nomer 24 tahun 2020, yang mengatur Harga Pembelian Pemerintah atau HPP,” Krisna menegaskan.

Selain harga gabah kering panen, lanjut Krisna, dalam Permendag juga diatur harga gabah kering giling yang mencapai Rp 5.300/Kg. Serta harga beras medium sebesar Rp 8.300/Kg.

“Selain persediaan selama 9 bulan kedepan itu, kami juga masih menyimpan sisa beras stok tahun 2019 dan 2020. Beras sisa stok tahun 2019 sejumlah 3.760 ton dan sisa tahun 2020 sekitar 2.570 ton,” pungkasnya. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Albafillah


 

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Trending di Ekonomi