KRAKSAAN, Untuk mengungkap kematian Juhairiyah (40) janda asal Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Probolinggo mendatangkan tim Dokter Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Timur.
Kedatangan tim dokkes Rumah Sakit Bhayangkara di Kamar Mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan, Jum’at (16/4/2021) malam, guna mengotopsi jenazah 2 anak tersebut untuk memastikan penyebab kematiannya.
Kasatreskrim Polres Probolinggo, AKP Rizki Santoso mengatakan, hasil dari otopsi forensik diketahui beberapa titik luka di tubuh jenazah dimungkinkan hasil perbuatan pelaku. Total, menurut dia, ada sekitar 3 titik sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
“Alhamdulillah hasil otopsi berjalan lancar. Beberapa titik yang kami temukan, salah satunya dibelakang kepala korban ada bekas benturan yang mengakibatkan tulang tengkorak belakang kepala korban pecah,” kata Rizki saat ditemui di ruangannya, Sabtu (17/4/2021).
Temuan lainnya, lanjut Rizki, adanya bekapan di wajah korban sehingga mengakibatkan lebam di sekitar pipi korban. Selain itu, kata dia, di titik berikutnya diketahui ada bekas cekikan tangan di leher korban serta bekas tindihan di perut korban.
“Namun dari ketiga titik tersebut yang paling fatal dan kemungkinan besar cepat mengakibatkan kematian, yaitu benturan di kepala belakang korban yang mengakibatkan pendarahan di otak kemudian mengeluarkan darah dari telinganya,” jelas Rizki.
Diberitakan sebelumnya, dugaan pembunuhan seorang janda terjadi di Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Kamis (16/4/2021) sekitar pukul 23.30 WIB. Korban ditemukan tak bernyawa di kamarnya sendiri dengan posisi tengkurap.
Korban kemudian dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati, Kecamatan Kraksaan untuk visum dan autopsi. Sejumlah luka serta lebam juga didapati di leher dan wajah korban sehingga diduga kuat merupakan korban pembunuhan. (*)
Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : A. Zainullah FT