Menu

Mode Gelap
Songsong Porprov 2025, PODSI Kota Probolinggo Targetkan 6 Medali Emas Solusi Air Bersih di Lumajang: Bupati dan Walikota Probolinggo Dukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Air Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M Tepis Isu Pecah Kongsi, Bupati dan Wabup Jember Tampil Harmonis saat Hadiri Rapat Paripurna Diawasi dari Udara, Lokasi Sabung Ayam di Nguling Dibongkar Polisi Wanita Muda Kena Begal di Leces Probolinggo, Tangan Nyaris Putus

Ekonomi · 7 Jun 2021 18:37 WIB

Pasokan dari Luar Melimpah, Harga Cabai Keriting Anjlok


					Pasokan dari Luar Melimpah, Harga Cabai Keriting Anjlok Perbesar

PAITON,- Dalam sepekan terakhir, petani cabai keriting di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mulai mengeluh. Pasalnya, harga cabai keriting turun drastis.

Kini harga cabai keriting anjlok hingga Rp6.000 per kilogram (kg).

Muhammad Ridho, petani di Randutatah mengatakan, sebelumnya harga cabai keriting masih bekisar antara Rp 23-25 ribu per kg. Namun, sejak pekan lalu, harganya terus turun hingga mencapai Rp6.000 per kg.

“Sudah semingguan yang lalu turun terus, dari Rp 20 ribu, Rp 15 ribu, Rp 10 ribu, sampai sekarang harganya hanya Rp 6 ribu. Bahkan kemungkinan seminggu lagi bisa makin turun lagi, haduuuh,” keluh Ridho saat dikonfirmasi melalui sambungan selular, Senin (7/6/2021).

Padahal, lanjut Ridho, dalam sekali panen biasanya ia mendapatkan uang hingga belasan juta rupiah. Namun, dengan harga saat ini, ia hanya mampu mendapatkan uang antara Rp 3-5 juta. Sebab dalam sekali panen, ia mampu menghasilkan 5-8 kuintal cabai keriting.

“Kirimnya jauh-jauh seperti Surabaya, Nganjuk, dan Sidoarjo. Jadi hasil penjualannya bisa habis ke biaya jika harganya turun seperti sekarang, mulai dari perawatan mobil, dan pengirimnya,” ungkap dia.

Dari penjualannya ke beberapa pasar, Ridho mendapatkan informasi jika anjloknya harga cabai keriting tidak terlepas dengan adanya pasokan cabai lain dari daerah-daerah luar Jawa Timur. Akibatnya, persediaan cabai kriting di pasaran menjadi menumpuk.

“Akibat cabai Mataram dan Brebes hancur harga, masuk ke pasar-pasar Jawa Timur. Tiarap pedagang jawa timuran saat ini. Untuk sementara ya penyebabnya karena adanya pasokan dari luar daerah itu sudah, kalau yang lainnya tidak tahu,” ujar Ridho.(*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Program Koperasi Makro Desa Dipenuhi Ketidakpastian, Diskopum Jember Tunggu Arahan

12 April 2025 - 17:57 WIB

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Trending di Ekonomi