SUKAPURA,- Yadya Kasada yang akan digelar oleh warga Suku Tengger Bromo, pada tanggal 24 hingga 26 Juni ini, bakal digelar terbatas. Alasannya, demi mencegah kerumunan dan mobilisasi massa yang bisa menimbulkan penularan Covid-19.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprapto menyatakan, perayaan Yadnya Kasada tahun ini tertutup bagi warga umum, khususnya wisatawan. Hanya warga Suku Tengger saja yang boleh mengikuti ritual tahunan itu.
Karena tertutup, maka menurut Bambang, akan ada penutupan akses menuju lautan pasir Gunung Bromo, mulai tanggal 24 Juni pukul 00.00 WIB hingga 26 Juni 2021 pukul 24.00 WIB. Penutupan akses wisata Bromo berlaku di 4 pintu masuk sekaligus.
“Selain itu, akan ada pos penyekatan bagi wisatawan yang akan naik saat perayaan Yadnya Kasada. Hasil rapat sementara, pos penyekatan itu berada di pintu masuk Dusun Cemorolawang, Kecamatan Sukapura,” ujar Bambang, Selasa (14/6/21).
Pos penyekatan selama Yadnya Kasada digelar, dijelaskan Bambang, akan dijaga ketat oleh petugas gabungan. “Nantinya di pos tersebut akan dijaga petugas gabungan dari TNI, Polri, Jogoboyo dan warga,” tegasnya.
Meski Yadnya Kasada digelar terbatas hanya bagi warga Suku Tengger, Bambang memastikan bahwa penerapan protokol kesehatan ketat akan tetap diterapkan. Warga diwajibkan memakai masker dan menjaga jarak..
“Warga wajib memakai masker dan menjaga jarak. Pengecekan protokol kesehatan dilakukan dua kali, yakni di pintu masuk Cemorolawang Ngadisari dan di pintu masuk Pura Agung Luhur Poten,” imbuhnya.
Bambang menambahkan, ritual Yadnya Kasada yang digelar terbatas tidak mengurangi rasa khidmat dan rangkaian acara. “Rangkaian tetap kita gelar, seperti mendak tirta, bersih desa, hingga pembuatan ongkek,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah 1 Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Sarmin mengatakan, tahun ini merupakan kali kedua Yadnya Kasada digelar tertutup. Pertimbangannya, semata-mata demi mencegah penularan Covid-19.
“Sebelum kita lakukan penutupan, sudah ada sosialisasi dan pengumuman melalui media sosial maupun kepada pelaku wisata. Sehingga saat penutupan dimulai, tidak ada wisatawan yang datang dan merasa kecewa,” Sarmin menjelaskan.(*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah