Menu

Mode Gelap
Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

Peristiwa · 26 Jun 2021 14:09 WIB

Yadnya Kasada Bromo Digelar Terbatas, Begini Perayaannya


					Yadnya Kasada Bromo Digelar Terbatas, Begini Perayaannya Perbesar

SUKAPURA,- Umat Hindu Suku Tengger di lereng Gunung Bromo, menggelar Yadnya Kasada, Sabtu (26/06/21) dinihari. Seperti tahun sebelumnya, ritual tahunan ini dilakukan secara terbatas seiring pandemi Covid-19.

Sejak Jum’at (25/06/21) malam, masyarakat tengger yang hendak mengikuti ritual Yadnya Kasada sudah membawa ongkek berisi hasil bumi ke Pure Agung Luhur Poten yang berada di area Lautan Pasir.

Lantaran digelar terbatas, warga yang mengikut Yadnya Kasada tidak sebanyak biasanya. Selain itu, tidak ada suara sound system di sekitar Pure sehingga suasana ritual berlangsung lebih khidmat.

Sekitar pukul 3.00 dinihari, warga Tengger yang berasal dari 4 wilayah, masing-masing dari wilayah Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Pasuruan dan Malang, mulai bersiap menuju ke kawah Bromo.

Saah satu dukun Tengger, Sumo mengatakan, upacara Yadnya Kasada selama 2 tahun terakhir ini memang digelar berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, segala keterbatasan tak mengurangi kekhidmatan perayaan.

“Kebetulan dua tahun ini kita sedang diuji dengan adanya Covid-19, sehingga Yadnya Kasada digelar terbatas. Jumlah peserta terbatas, tidak boleh berkerumun dan harus menerapkan protokol kesehatan,” terang Sumo.

Lelaki asal Desa Pakel, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo ini berharap, Yadnya Kasada dapat memberikan berkah kepada masyarakat, khususnya warga Tengger, dengan berkah kesehatan, keselamatan dan hasil bumi melimpah.

“Kita berharap dengan Yadnya Kasada ini seluruh warga Suku Tengger diberi rejeki, hidup makmur dan selalu di beri kesehatan. Semoga wabah Covid-19 ini juga segera berakhir agar masyarakat dapat kembali hidup normal,” harap dia.

Harapan yang sama diutarakan oleh Lilis Indraini. Ia mengatakan, pandemi Covid-19 membuat aktifitas warga serba terbatas, tak terkecuali Yadnya Kasada yang merupakan upacara sakral bagi masyarakat Tengger.

“Selama pandemi kami tidak dapat bersilahturahmi. Dengan Yadnya Kasada ini, saya sebagai warga Suku Tengger berharap wabah segera berakhir,” ungkap wanita asal Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan ini.

Menjelang fajar, warga kemudian membawa puluhan ongkek ke kawah Gunung Bromo. Jarak sekitar 1 kilometer dari Pure Luhur Agung ke kawah Bromo ditempuh tak sampai 30 menit dengan berjalan kaki.

Setibanya di puncak kawah, seluruh hasil bumi dilarung (dibuang) ke dalam kawah. Sejumlah warga, terlihat berdiri dibawah bibir kawah untuk menangkap hasil bumi yang dilarung masyarakat Tengger.(*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir

22 November 2024 - 14:45 WIB

Tiga Kendaraan Kecelakaan di Pandaan, Dua Orang Luka

18 November 2024 - 16:07 WIB

Tiga Rumah di Bantaran Ludes Terbakar, Dua Warga Luka Bakar

17 November 2024 - 08:02 WIB

Gudang Mebel Antik di Desa Pesisir Terbakar, Kerugian Rp 600 Juta

15 November 2024 - 07:01 WIB

Mayat Bayi Perempuan Hebohkan Warga Guyangan Krucil

8 November 2024 - 16:27 WIB

Mobil Tertabrak Kereta di Pasuruan, Lima Orang Luka-luka

7 November 2024 - 15:16 WIB

Laka Maut di Winongan, Pengendara Motor Tewas, Satu Luka Parah

6 November 2024 - 12:30 WIB

Innalillahi! Janda Penunggu Warkop Akhiri Hidup dengan Cara Tragis

3 November 2024 - 18:02 WIB

Kecelakaan Truk Pengangkut Kerbau di Tol Gempol-Pasuruan, Beberapa Ekor Terpental

2 November 2024 - 16:11 WIB

Trending di Peristiwa