PROBOLINGGO,- Persyaratan naik kereta api (KA) diperketat selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Kepala Stasiun KA Probolinggo, Andri Purwanto mengatakan penerapan syarat itu mengacu pada SE Kemenhub Nomor 42 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Perkeretaapian Pada Masa Pandemi Covid-19.
Syarat yang harus dipenuhi penumpang kereta api jarak jauh menunjukkan surat hasil negatif tes antigen berlaku 1×24 jam atau hasil negatif tes PCR 2×24 jam sebelum keberangkatan.
Para penumpang, dijelaskan Andri, juga harus mematuhi protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
Genose test saat ini tidak diberlakukan. “Hal tersebut mulai berlaku pada 5-20 Juli 2021,” kata Andri.
Selain itu, lanjut Andri, penumpang wajib menunjukkan sertifikat vaksin fisik maupun digital, minimal dosis pertama.
Untuk penumpang di bawah umur 18 tahun tak diwajibkan menunjukkan sertifikat vaksin.
“Saat proses boarding, petugas akan mengecek seluruh persyaratan para penumpang,” paparnya.
Ia menjelaskan, pihaknya menyediakan layakan pemeriksaan rapid test antigen. Pemeriksaan itu dibuka mulai pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB.
Penumpang yang hendak memanfaatkan layanan test rapid antigen di Stasiun Probolinggo harus mempunyai tiket atau kode pemesanan.
“Biaya test rapid antigen Rp 85 ribu. Hasilnya menunggu 15 menit. Penumpang di bawah umur 5 tahun tak diwajibkan untuk test rapid antigen atau test PCR,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu calon penumpang kereta api, Nuraini Rizki (23) warga Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo mendatangi stasiun Probolinggo untuk memastikan apa saja persyaratan yang harus dipenuhi.
Sebab, dalam waktu dekat ia harus kembali berdinas di Malang.
“Yang saya tahu, pada aturan sebelumnya, bila ada keterangan dinas bisa langsung naik kereta. Namun, rupanya harus tetap mengikuti syarat wajib menunjukkan hasil negatif rapid antigen atau PCR,” ujarnya.
Menurutnya syarat naik transportasi, terutama kereta api cukup merepotkan.
Kendati begitu, ia tetap berlapang dada karena tujuannya untuk menekan penyebaran Covid-19 pada masa PPKM Darurat.
“Memang merepotkan. Sebab sejumlah jalan ditutup dan syarat naik transportasi begitu ketat saat PPKM Darurat,” pungkasnya. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah