Menu

Mode Gelap
Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

Ekonomi · 26 Agu 2021 19:18 WIB

Harga Cabai Rawit Kian Anjlok, Kini Rp10 Ribu/Kg


					Harga Cabai Rawit Kian Anjlok, Kini Rp10 Ribu/Kg Perbesar

PROBOLINGGO,- Harga Cabai rawit di Kota Probolinggo kian murah. Setelah pekan lalu harga jualnya turun hingga kisaran Rp16 ribu per kilogram (Kg), kini harga komoditas dapur itu kembali turun.

Pantauan PANTURA7.com di Pasar Baru Kota Probolinggo, Kamis (26/8/21), harga cabai rawit kini hanya Rp10 ribu/Kg. Menurut pedagang, anjloknya harga cabai rawit dipicu oleh melimpahnya kiriman dari distributor atau petani.

“Karena stok melimpah, banyak pedagang yang menjual dengan murah. Namun demikian, pedagang tidak berani kulak cabai rawit dengan jumlah banyak, khawatir membusuk,” ujar pedagang cabai di Pasar Baru, Kholifah.

Turunnya harga cabai rawit juga diikuti komoditas lain. Diantaranya cabai kecil hijau yang saat ini harga jualnya kisaran Rp9 ribu/Kg. Padahal sebelumnya, harga cabai hijau Rp13 ribu/Kg.

Selanjutnya, bawang putih turun dari Rp23 ribu/Kg menjadi Rp22 ribu/Kg. Lalu tomat yang pekan lalu masih Rp20 ribu/Kg, kini hanya dijual seharga Rp12 ribu/Kg saja.

Anjloknya harga jual sejumlah komoditas dapur ini diduga terjadi lantaran petani sedang panen raya. Alhasil stok melimpah ruah sehingga mempengaruhi harga jual di pasaran.

“Alhamdulillah, turunnya harga komoditas ini juga dibarengi dengan minat konsumen yang lumayan tinggi. Berbanding terbalik saat harga cabai mahal, konsumennya sedikit,” imbuh Kholifah.

Pembeli cabai rawit, Yuliati mengatakan, ia cukup senang dengan turunnya harga sejumlah komoditas dapur, seperti cabai. Sebab amat membantu anggaran belanja, terutama bagi pelaku usaha kuliner.

“Harapan saya, harga komoditas dapur ini tidak kembali naik sehingga masyarakat, khususnya pelaku usaha kuliner tidak mengeluarkan biaya ekstra hanya untuk membeli cabai,” urai wanita asal Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Mayangan ini. (*)

 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi