Menu

Mode Gelap
Terlilit Utang untuk Judi Online, Warga Kabupaten Malang Nekat Curi Pikap Polisi Tetapkan Empat Tersangka dalam Kasus Penipuan Makan Bergizi Gratis Indah Amperawati Tetap Hormati Putusan Pemerintah Pusat Meski Jadwal Pelantikan Bupati Lumajang Diundur Berbekal Celurit, Maling Gondol Motor di Sukabumi Kota Probolinggo Lagi, Warga Jember Temukan Jasad Bayi Mengapung di Sungai Pakar Geologi Sarankan Warga Terdampak Tanah Bergerak di Pasuruan untuk Pindah

Kesehatan · 28 Okt 2021 21:56 WIB

Rumah Sakit di Lumajang Kalang Kabut Terapkan Harga Baru Tes PCR


					Rumah Sakit di Lumajang Kalang Kabut Terapkan Harga Baru Tes PCR Perbesar

LUMAJANG- Meski harga baru tes Polymerase Chain Reaction (PCR) telah resmi berlaku hari ini, Kamis (28/10/21), tampaknya tidak semua rumah sakit siap menerapkan harga Rp 275 ribu sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Seperti Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah di Kabupaten Lumajang. Rumah sakit swasta ini menilai, harga tes PCR dapat diturunkan jika pemerintah turut meregulasi nominal tertinggi reagen.

“Tergantung harga reagennya. Sekarang kan masih Rp 600 ribu, kalau murah ya bisa. Kalau sudah ada arahan kan tinggal kebijakannya gimana, kami kan beli reagennya ke distributor kayak orang kulakan,” kata Direktur RS Muhammadiyah Lumajang, dr Triworo Setyowati.

Disebutkannya, meski berat menerapkan harga baru namun Rumah Sakit Muhammadiyah bersedia mengikuti arahan pemerintah terkait harga tertinggi tes PCR.

Ia percaya sebelum arahan tersebut diketok, pemerintah telah memperhitungkan harga reagen, alat pelindung diri (APD) petugas medis, dan operasional pelayanan yang pas.

“Prinsipnya kita ikuti program pemerintah. Ini kan juga salah satu cara mempercepat pelacakan kasus Covid-19,” pungkas dr Triworo.

Lahirkan Masalah Baru

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo harga tes PCR Pulau Jawa-Bali seharga Rp 275 ribu. Sedangkan luar Pulau Jawa-Bali Rp 300 ribu.

Meski Lumajang masuk dalam wilayah Jawa, namun kabupaten ini nampaknya kalang kabut menerapkan harga baru tes PCR. Bahkan, jika harga reagen tetap mahal dari distributor sejumlah rumah sakit terancam akan menutup pelayanan tes PCR.

“Saya khawatir rumah sakit kalau harga PCR terlalu ditekan lama-lama tidak mau melayani. Soalnya reagen harganya Rp 600 ribu, kecuali ada suplier atau distributor yang bisa memberikan merek reagen yang lebih murah,” terang Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lumajang, dr Bayu.

Ia menyebut, arahan penurunan harga PCR dinilai bisa melahirkan masalah baru. Pasalnya, tidak semua merek reagen cocok dengan mesin yang dimiliki laboratorium sejumlah rumah sakit di Lumajang.

“Sebenarnya dari sisi masyarakat banyak yang diuntungkan, tapi dari sisi laboratorium ada perhitungan yang cukup berat. Tidak semua reagen bisa, yang digunakan rumah sakit di Lumajang biasanya harga Rp 600 ribu, belum biaya APD, investasi gedung, dan operasional,” ujarnya.

Oleh karena itu, jika sejumlah rumah sakit merasa keberatan tiba-tiba menurunkan tarif tes PCR diberikan kesempatan untuk menghabiskan stok reagen lama.

Namun, jika stok reagen lama habis diharapkan semua rumah sakit dapat mengikuti arahan harga yang ditetapkan oleh Presiden. Sebab ini merupakan langkah untuk memperkuat pelacakan kasus Covid-19.

“Tentu dengan berlakunya ini harus semua ikut menyesuaikan. Kami selaku Dinkes selalu melakukan pembinaan dan pengawasan,” pungkas dr Bayu. (*)

Editor: Efendi Muhammadiyah
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Soal PMK, DPRD Usulkan Dana BTT ke Pemkab Lumajang

31 Januari 2025 - 17:27 WIB

DPRD Desak Pemkab Lumajang Lebih Serius Tangani Asuransi Kesehatan

31 Januari 2025 - 13:34 WIB

Tahun Depan, Genggong Go Green ‘Naik Kelas’ jadi Probolinggo Go Green

26 Januari 2025 - 23:16 WIB

Di Lumajang, Penyakit DBD Banyak Ditemukan saat Musim Hujan

26 Januari 2025 - 14:25 WIB

Ribuan Pesepeda Meriahkan Genggong Go Green 2025, Diwarnai Penanaman Pohon

26 Januari 2025 - 12:24 WIB

Baru Awal Tahun, Sudah Puluhan Ternak Terpapar Virus PMK di Probolinggo

23 Januari 2025 - 18:27 WIB

Virus HMPV Masuk Indonesia, Bisa Sebabkan Kematian pada Balita dan Lansia

18 Januari 2025 - 14:51 WIB

Virus HMPV di China Mulai Masuk Indonesia, KAI Daop 9 Siapkan Antisipasi Begini

10 Januari 2025 - 11:39 WIB

Penderita DBD di Kota Probolinggo Meroket, Capai 490 Kasus

9 Januari 2025 - 18:52 WIB

Trending di Kesehatan