Probolinggo – Memasuki akhir tahun 2021, harga bawang merah di Pasar Bawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo anjlok. Anjloknya bawang merah diduga karena di tingkat petani sedang panen raya, sisi lain diperparah sepinya pembeli.
Dari pantauan PANTURA7.com, harga bawang merah ukuran besar di kisaran Rp13.0000-16.000 ribu per kilogram (Kg). Padahal sebelumnya harga bawang merah masih raltif tinggi Rp20.000.
Bawang merah ukuran sedang yang sebelumnya Rp15.000 turun menjadi Rp9.000-12.000 per Kg.
Sedangkan harga bawang merah ukuran kecil yang sebelumnya Rp8.000-10.000 turun menjadi Rp4.000-6.000 per Kg.
Anjloknya harga bawang merah ini juga dibarengi dengan stok di PasarDringu yang mencapai 75 ton per hari. Padahal sebelumnya stok bawang merah di tepi jalan nasional Probolinggo-Situbondo itu mencapai 150 ton, bahkan lebih per hari.
“Anjloknya harga bawang merah di Pasar Bawang ini karena hampir semua wilayah penghasil bawang merah seperti Nganjuk, Brebes, Bima, Kintamani, serta Probolinggo panen raya. Sehingga stok melimpah dan harganya anjlok,” ujar Kepala Pasar Bawang, Dringu, Sutaman Efendi.
Kondisi anjloknya harga bawang merah ini juga diperparah sepinya pembeli baik dari lokal Probolinggo maupun luar daerah.
“Kami memprediksi, murahnya harga bawang merah ini akan terjadi hingga Desember mendatang. Memasuki Januari 2022, harga bawang mulai berangsur naik,” imbuh Sutaman.
Haerudin, pedagang yang juga petani bawang merah asal Desa Tamansari mengatakan, karena harga bawang anjlok, ia merugi. Soalnya, tidak ada pembeli dan terpaksa bawang merah yang sebelumnya dibawa ke pasar, kembali dibawa pulang untuk disimpan.
“Harga anjlok karena bawang merah panen raya di hampir seluruh wilayah sehingga harga murah, karena saya juga petani, modal untuk menanam bawang belum kembali,” ujarnya.
Para bedagang berharap, agar harga bawang merah ini cepat kembali naik. Paling tidak mereka bisa mengangongi sedikit keuntungan. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah