Menu

Mode Gelap
Warga 3 Desa di Lumajang Mengeluh, Ngaku 11 Tahun Diasapi Limbah Pabrik Pupuk Petroganik Gunakan Perahu Penyeberangan, Logistik Pilkada Serentak 2024 Dikirim ke Pulau Gili Cegah Penyalahgunaan, Ratusan Sisa Surat Suara di Pasuruan Dimusnahkan Sempat Aksi, Kini MPM Cabut Semua Tuntutan yang Dilayangkan ke Ketua DPRD Lumajang Berbekal DBHCHT, Disnaker Lumajang Gelar Pelatihan Keterampilan Kerja Heboh Dugaan Money Politics di Kota Probolinggo, 3 Orang Diamankan

Lingkungan · 4 Nov 2021 22:12 WIB

Rawan Gempa Megathrust, BMKG Petakan Wilayah Pesisir Laut Lumajang


					Rawan Gempa Megathrust, BMKG Petakan Wilayah Pesisir Laut Lumajang Perbesar

LUMAJANG,- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pasuruan melakukan pemetaan kawasan pesisir pantai selatan di Kabupaten Lumajang. Pemetaan ini untuk menindaklanjuti ancaman gempa bumi megathrust di kawasan tersebut.

Diketahui, pemetaan itu dilakukan di sepanjang pesisir pantai selatan, mulai dari wilayah Kecamatan Tempeh, Pasirian, Tempeh, hingga Yosowilangun, Kamis (4/11).

Pemetaan itu dilakukan untuk mengetahui jalur evakuasi, titik kumpul, hingga titik pengungsian jika sewaktu-sewaktu pantai-pantai di Kabupaten Lumajang diterjang gelombang tinggi tsunami.

Hasil dari mitigasi ini, disimpulkan bahwa bLumajang adalah wilayah yang rawan terjadi gempa bumi. Kemungkinan terburuk yakni ancaman gempa bumi bermagnitudo 8,7 hingga mengakibatkan tsunami dengan tinggi gelombang mencapai 22 meter.

“Salah satu faktor penyebabnya karena Lumajang memiliki bentangan pantainya cukup panjang, yakni 70 kilometer di pesisir pantai selatan,” kata Akhmad Fauzi, Pengamat Meteorologi dan Geofisika Pasuruan ketika ditemui di Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang.

Meski Lumajang berada dalam ancaman potensi gempa bumi dan tsunami megathrust ini, masyarakat yang tinggal di tepai pantai dihimbau untuk tetap tenang dan waspada.

Sementara dengan resiko besar, beberapa bulan yang lalu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mulai memasang papan-papan peringatan kawasan rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Termasuk juga, rambu-rambu jalur evakusi dan titik pengungsian.

Selain itu, Petugas BPBD juga telah membentuk desa tangguh bencana atau destana berbasis masyarakat.

Kelompok ini diharapkan mampu menjadi ujung tombak dalam penanganan bencana alam. Sehingga ketika bencana terjadi korban jiwa dan materi dapat diminimalisir.

“Gempa megathrust itu memang masih menjadi ancaman ya. Sementara kami sudah melatih masyarakat dengan simulasi darurat 20-20-20. Pengertiannya jika terjadi gempa lebih dari 20 detik segera lari cari mencari ketinggian 20 meter yang mana harus cepat karena hanya memiliki waktu 20 menit,” pungkasnya. (*)


Editor: Efendi Muhammad
Publisher; Albafillah

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Warga 3 Desa di Lumajang Mengeluh, Ngaku 11 Tahun Diasapi Limbah Pabrik Pupuk Petroganik

26 November 2024 - 15:45 WIB

Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD

22 November 2024 - 14:22 WIB

Musim Hujan, Pemkot Probolinggo Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

21 November 2024 - 14:13 WIB

Melanggar Aturan, DLH Kabupaten Pasuruan Tutup Saluran Limbah Dua Perusahaan

20 November 2024 - 19:17 WIB

BPBD Lumajang Imbau Masyarakat Waspadai Aktivitas Gunung Semeru

20 November 2024 - 15:54 WIB

Gunung Semeru Luncurkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter di Atas Puncak

20 November 2024 - 13:34 WIB

Antisipasi Gangguan, KAI Normalisasi Drainase hingga Siapkan Alat Berat

19 November 2024 - 14:41 WIB

Belum Lengkapi Izin, Komisi 3 DPRD Kota Probolinggo Rekomendasikan Supermarket Baru Ditutup

18 November 2024 - 18:14 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Lumajang Tingkatkan Kewaspadaan

18 November 2024 - 09:43 WIB

Trending di Lingkungan