LUMAJANG,- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menggelar istighotsah dan do’a bersama untuk korban Gunung Semeru dan Kilas Balik Pandemi di Indonesia. Kegiatan ini dirangkai dengan webinar seri literasi pandemi ke-24, pada Jumat (10/12/2021).
Ketua Umum MUI Jawa Timur, KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah, mengatakan, jika bencana erupsi Gunung Semeru dan lainnya sangat mengiris hati seluruh elemen. Sehingga, kata dia, istighotsah dan do’a bersama sebagai bentuk dan wujud kepedulian sesama.
“Oleh karena itu, kegiatan istighotsah dan doa bersama ini sangat penting dan menjadi kesempatan kita untuk lebih menyempurnakan rasa kemanusiaan kepada sesama dan kehambaan kita kepada Allah,” kata Kiai Mutawakkil saat sambutan.
Di sisi lain, Kiai Mutawakkil juga mengapresiasi kepedulian dari masyarakat untuk mengulurkan tangan kepada korban terdampak erupsi Gunung Semeru dengan tujuan membantu meringankan beban para warga terdampak yang tentunya sangat mereka nanti-nanti.
“Kami MUI Jawa Timur sangat bersyukur melihat kepedulian anak-anak bangsa dalam bahu membahu. Banyak kelompok masyarakat, pesantren, ormas keagamaan mengalirkan donasi kepada korban bencana,” ujar Kiai Mutawakkil.
Pria yang sekaligus Ketua Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan juga berharap, masyarakat dapat bermuhasabah diri atas bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
“Semoga adanya musibah ini menjadi ajang introspeksi kita agar mengedepankan akhlak di atas segala-galanya. Akhlak kepada Allah, manusia, dan alam,” tutur mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jatim, KH Agoes Ali Masyhuri mengatakan, jika berbagi kesejahteraan kepada sesama adalah konsistensi keimanan seseorang dalam dimensi kemanusiaan.
“Artinya kita tidak cukup sholeh ritual saja tapi hendaknya kita mampu membawa sholeh ritual menuju sholeh sosial dalam kehidupan nyata. Termasuk dalam konteks ini untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah erupsi Gunung Semeru,” ujarnya.
Disisi lainnya, lanjut Kiai Ali, erupsi Gunung Semeru memang sebuah musibah tapi di sisi lain ada nilai-nilai positif. “Terbukti masyarakat punya kepedulian sosial yang luar biasa. Partisipasi masyarakat sangat tinggi untuk saling membantu korban bencana,” Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo ini. (*)
Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : A. Zainullah FT