Menu

Mode Gelap
Ribuan Wisatawan Datangi Tumpak Sewu hingga Puncak B29 di Lumajang Ketua DPRD Lumajang Imbau Orangtua Awasi Aktivitas Anak Saat Liburan Hari Pertama Kerja Pasca Lebaran, Pemkab Probolinggo Siapkan Sanksi bagi ASN Bolos Takjubnya Ahmad Dhani saat Kunjungi Jembatan Kaca Bromo, Sebut ‘Prototipe’ Surga Bunda Indah Akan Penuhi Alat Pertanian Modern Bagi Petani di Lumajang Hendak Selamatkan Anak, Pria di Jember Justru Tergulung Ombak

Religi & Pesantren · 2 Jan 2022 16:15 WIB

Kiai Mutawakkil : Jangan Pisahkan Tripilar Pagar Nusa


					Kiai Mutawakkil : Jangan Pisahkan Tripilar Pagar Nusa Perbesar

PAJARAKAN,- Perayaan Apel Akbar dan Tarung Bebas yang digelar Pagar Nusa Komisariat Genggong untuk memeriahkan Hari Lahir (Harlah) Pagar Nusa ke-36 mendapatkan wejangan khusus dari Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah.

Wejangan itu disampaikan Kiai Mutawakkil ketika Apel Akbar di halaman P5 PZH Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Minggu (2/1/2022) kepada para pendekar dari Perguruan Komisariat Genggong yang hadir memeriahkan Milad Pagar Nusa dan Tarung Bebas.

Menurut Kiai Mutawakkil, pendekar saat ini jika memiliki rasa egoisme tinggi, merasa dirinya harus mengangkat martabat padepokan itu sudah merupakan hal biasa yang meskipun hal itu tidak dimiliki para pendekar Pagar Nusa di masa dulu.

Dikatakan Kiai Mutawakkil, sejatinya Pagar Nusa tidak hanya merupakan seni beladiri saja, Namun juga merupakan gerakan olahraga, keagamaan, Indonesia yang menjadikannya tripilar Pagar Nusa dan ketiganya tersebut tidak boleh dipisahkan satu lain.

“Kalau bagi pendekar Pagar Nusa dulu, ulama merupakan medan perjuangan bagi mereka dan hal ini yang sekarang, hari ini tidak ditemukan di perguruan tinggi pencak silat manapun. Oleh karena itu jangan pisahkan tripilar ini,” kata Kiai Mutawakki.

Sebagai pendekar, Ketua MUI Jawa Timur ini berpesan, agar menempatkan semuanya sebagai ibadah. Terlebih, jika menjadi pendekar agar tripilar tetap menjadi prinsip sehingga bisa dan mampu untuk menjaga marwah dan martabat Nahdlatul Ulama (NU).

“Kalau pendekar dulu, jika ada yang coba-coba mengganggu kiai, ulama dan habaib, maka Pagar Nusa tidak perlu dikomando, tidak boleh bertarung tanpa jelas, menempatkan ibadah, berharap agar prinsip melekat di jiwa, sehingga marwah dan martabat NU terjaga,” tuturnya.

Sayangnya, sambutan mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini tidak lama. Karena sebelum sambutan, Kiai Mutawakkil mengatakan, jika sambutannya paling lama berdurasi tujuh menit.

“Tenang, saya paham, karena sampai saat ini pendekar tidak ada yang diajarkan jurus anti sinar matahari,” ujarnya disambut gelak tawa peserta apel. (*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

TP PKK Lumajang Tebar Ilmu Perkuat Iman dengan Kajian Tafsir dan Tahsin Al-Qur’an

27 Maret 2025 - 15:41 WIB

NU Lumajang Beberkan Lima Keistimewaan yang Perlu Diketahui Saat Bulan Ramadhan

6 Maret 2025 - 11:54 WIB

Tentukan Awal Ramadhan, NU Kota Probolinggo Tunggu Sidang Isbat

26 Februari 2025 - 09:28 WIB

Perluas Dakwah, NU Krejengan Probolinggo Gelar Pelatihan Digital

10 Februari 2025 - 15:43 WIB

Mengenal Sofia, Aktivis asal Leces yang Kini Menakhodai Fatayat NU Kabupaten Probolinggo

27 Januari 2025 - 13:04 WIB

Kreatif! Ponpes Azidan Barokatu Zainil Hasan Gelar Lomba Kreasi Tumpeng Sambut Hari Ibu

16 Desember 2024 - 19:43 WIB

Era Baru NU Kota Probolinggo Dimulai, Tiga Pilar jadi Spirit Gerakan

27 Oktober 2024 - 19:22 WIB

MUI Kab. Probolinggo Sebut Agen Zionisme Berkeliaran, Warga Diminta Waspada

29 Juli 2024 - 19:33 WIB

Ratusan Jamaah Haji Kota Probolinggo Tiba, Pj. Walikota Beri Pesan Begini

4 Juli 2024 - 13:06 WIB

Trending di Religi & Pesantren