Menu

Mode Gelap
Muhammadiyah Lumajang Luncurkan Layanan Ojek Online hingga Servis Kendaran dan Elektronik Pangdam V Brawijaya Dorong Jatim Produksi 2 Juta Ton Beras Girangnya Siswa SD di Probolinggo, Dapat Makanan Bergizi Gratis dari Polisi Tak Jadi Target Percontohan Makan Gratis Bergizi, Lumajang Tetap Siapkan Tim Khusus Pengawasan Makanan Pohon Roboh Timpa Rumah, Tewaskan Lansia Virus HMPV di China Mulai Masuk Indonesia, KAI Daop 9 Siapkan Antisipasi Begini

Gaya Hidup · 15 Jan 2022 18:05 WIB

Mengenal Dedy Yusuf Efendi, Pemuda Penjinak Ular Berbisa Asal Rejoso Pasuruan


					Mengenal Dedy Yusuf Efendi, Pemuda Penjinak Ular Berbisa Asal Rejoso Pasuruan Perbesar

Rejoso,- Jika mayoritas orang takut dan menghindari ular, tidak demikian halnya dengan Dedy Yusuf Efendi (24). Remaja asal Desa Karangpandan, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan ini justru dikenal sebagai penakluk ular.

Bahkan berulang kali digigit ular berbisa, anehnya ular yang mengigit Yusuf mati sendiri. Alhasil, fenomena itu membuat warga tercengang.

Yusuf, memang merupakan remaja yang hobi memelihara hewan. Selain dipelihara, reptile itu juga diperjual belikan untuk tambahan uang jajan.

Salah satu ular peliaraannya saat ini adalah piton berusia 10 tahunan dengan panjang mencapai 4 meter. Ular ia beri nama Snaky.

Selain ular piton, di rumahnya juga ada ular jenis weling, yang termasuk ular berbisa. Bahkan di rumahnya juga dipelihara biawak.

Yusuf menceritakan, sebelumnya banyak sekali spesies ular yang dipeliharanya. Mukai dari cobra, ular hijau ekor merah dan ular hijau. Semuanya ia taruh di sebelah barat rumahnya yang dekat dengan sungai petung.

“Sudah laku semua. Nanti berburu lagi. Saya biasanya mencari ular itu ketika malam hari,” tutur Yusuf, Sabtu (15/1/22).

Di tangannya, ada beberapa bekas luka gigitan ular. Bahkan yang nampak jelas sebuah bulatan hitam di lengan tangannya, merupakan bekas gigitan king kobra.

“Ini bekas king kobra. Alhamdulillah saya tidak apa apa,” ujarnya sembari tertawa.

Dikatakan Yusuf, ia digigit king kobra kala mengunjungi event perkumpulan pencipta reptil di Malang. Ia datang bersama dengan teman-temannya.

Saat atraksi menjinakan king kobra, ia tidak fokus. Alhasil, raja ular itu mematoknya. Ia sempat pusing dan mual pasca dipatok ular.

Namun, ia masih tetap dalam kondisi sadar. Oleh rekan-rekannya, Yusuf langsung dibawa ke dokter agar segera mendapatkan pertolongan medis.

“Saat diperiksa dokter, katanya tidak apa-apa. Saya tidak diberi obat malahan,” ungkapnya mengenang kejadian tersebut.

Meskipun dokter menyebut tidak apa-apa, namun lengan tangan kanannya sempat memar. Sepekan kemudian, memar tersebut sudah kembali pulih.

“Saya sudah yakin sembuh. Soalnya dulu-dulu digigit ular berbisa ya sembuh,” jelasnya.

Seingat Yusuf, ia sudah 50 kali digigit ular berbisa, yang paling sering adalah kobra dan ular hijau. Tapi anehnya, ular yang mengigitnya mati sendiri. Sementara Yusuf hanya demam dan mual kemudian sembuh.

Awal mula digigit ular, dikatakan Yusuf, saat ia masih duduk di kelas 6 SD. Namun memang sejak kecil, ia sudah menyukai hewan jenis reptil.

Rumahnya yang dekat dengan rawa dan sungai, membuatnya mudah menemukan hewan-hewan melata itu. Pernah ia mendapati ular hijau ekor merah yang kemudian ditangkapnya.

“Saat saya pegang langsung menggigit. Ya saya kaget dan langsung melepaskannya,” katanya.

Setalah digigit ular itu, ia sempat dibawa ke dokter. Kata sang dokter, ia tidak apa-apa dan orang tuanya tidak perlu khawatir. Meskipun begitu, untuk menyembuhkannya perku waktu dua minggu.

Setelah sehat, ia bukannya takut dengan ular, sebaliknya kembali mencari ular untuk dibawa pulang. Kemudian ular itu digigitkan ketangannya lantaran masih penasaran dengan efek gigitan ular.

“Setelah sehat saya kembali nyari. Nemu, saya bawa pulang. Terus kata ibu, hati-hati ularnya berbisa,” ujarnya.

Setelah ular digigitkan ke tangannya, sekitar semenit kemudian ular itu tewas. Baru saat itu ia menyadari ada yang lain dalam dirinya.

Kini, berkat kepiawaiannya menjinakan ular. Ia biasa dipanggil tetangganya ketika rumahnya dimasuki ular. Mulai dari yang berbisa atau tidak, semuanya ia ambil.

“Iya untung. Setelah saya ambil saya dikasih uang. Kemudian ularnya juga saya bawa, untung dua kali kan,” paparnya sembari tertawa. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Gunung Semeru Erupsi dengan Ketinggian Letusan 1.000 Meter di Atas Puncak

8 Januari 2025 - 09:24 WIB

Puluhan Ruas Jalan Rusak Akibat Proyek Tol Probowangi, Perbaikan Bakal Dilakukan Bertahap

5 Januari 2025 - 18:17 WIB

BB TNBTS Klarifikasi Pembakaran Pondok di Kawasan Taman Nasional

4 Januari 2025 - 17:31 WIB

Cegah Kecelakaan, 9 Pos Perlintasan KA Baru Dioperasikan di Probolinggo

4 Januari 2025 - 16:09 WIB

Jembatan Semi Permanen Bakal Dibangun Pasca Putusnya Jembatan Sumberejo Tongas

3 Januari 2025 - 21:19 WIB

Lumpuh Total 6 Jam, Piket Nol Lumajang Dibuka Kembali

3 Januari 2025 - 15:28 WIB

Agar Tidak Dilewati Kendaraan Besar, JLT Lumajang Dilengkapi Pembatas Jalan

2 Januari 2025 - 18:56 WIB

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 1.200 Meter

2 Januari 2025 - 14:04 WIB

Dulu Memludak, Kini Penumpang Bus di Terminal Bayuangga Sepi meski Pergantian Tahun

1 Januari 2025 - 21:33 WIB

Trending di Lingkungan