Pasuruan,- Sejumlah petani di Kabupaten Pasuruan, mengeluh soal sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi saat ini. Ironisnya, kondisi ini menurut petani, terjadi setiap musim hujan tiba.
Salah seorang petani asal Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Slamet (48) mengatakan, para petani sangat membutuhkan pupuk bersubsidi, namun pupuk subsidi di Kabupaten Pasuruan justru sangat sulit diperoleh.
Lantaran sulit memperoleh pupuk subsidi, dijelaskan Slamet para petani pun terpaksa membeli pupuk non subsidi. Alhasil, petani harus merogoh kantong lebih dalam guna membeli pupuk.
“Pupuk subsidi sulit untuk didapatkan sehingga petani mau tidak mau membeli pupuk non subsidi,” kata Slamet, Senin (24/1/22).
Slamet menambahkan, terdapat dua jenis pupuk subsidi yang saat ini sedang langka. Yakni pupuk subsidi jenis urea dan phonska.
Selain pupuk subsidi yang langka, imbuhnya, persoalan lain yang dikeluhkan petani, yakni penebusan pupuk subsidi tetap saja digandeng dengan pupuk non subsidi.
“Terlalu banyak aturan sehingga petani kebingungan,” sungutnya mengeluh.
Harga pupuk non subsidi yang mahal, menurut Slamet, tidak sebanding dengan hasil panen pertanian yang harganya murah. Aakibatnya, petani kerap mengalami kerugian.
“Ini tidak seimbang sehingga tidak pernah akan terwujud swasembada pangan. Impor beras dari luar negeri, orang asing yang untung,” sentilnya.
Petani di Desa Nogosari, Kecamatan Pandaan, Sunarti, mengeluhkan hal yang sama. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, kelangkaan pupuk sudah terjadi hampir satu bulan terakhir.
“Sudah sebulan ini petani kelimpungan mendapatkan pupuk subsidi. Alternatifnya mau tidak mau petani membeli pupuk non subsidi, meskipun harganya tinggi,” ucapnya.
Seharusnya, tutur Sunarti, pupuk tidak langka di kalangan petani. Karena intensitas pembangunan semakin menanjak, valensi pupuk semakin bertambah banyak dan tersedia akibat alih fungsi lahan pertanian.
Jika pupuk di wilayah Kabupaten Pasuruan stabil, tambah Sunarti, petani tidak akan bosan bertani. Sebab kesejahteraan petani akan stabil dan terjamin.
“Jika kondisinya seperti ini terus menerus, ya akibatnya banyak lahan pertanian yang tidak produktif, sebab petani rugi karena pupuk semakin langka,” pungkasnya. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah