Menu

Mode Gelap
Diterjang Banjir, Jembatan di Kejayan Pasuruan Ambrol  Tiga Orang Terseret Sungai Bondoyudo di Yosowilangun Empat Gunungan Meriahkan Hari Jadi Lumajang ke-769 Curi HP di Masjid Terekam CCTV, Pria Asal Rejoso Ditangkap Bupati Probolinggo Terpilih Gus Haris Tinjau Tanggul Jebol di Penambangan, Siapkan Penanganan Khusus Kreatif! Warga Kanigaran Kota Probolinggo Sulap Anggur jadi Aneka Minuman Nikmat

Berita Pantura · 6 Feb 2022 16:29 WIB

Nestapa Perajin Batu Bata, Produksi Merosot, Lahan Kosong Menyempit


					Nestapa Perajin Batu Bata, Produksi Merosot, Lahan Kosong Menyempit Perbesar

Krejengan,- Jika mayoritas petani di Kabupaten Probolinggo, sumringah dengan datangnya musim hujan tahun ini, tidak demikian halnya dengan perajin batu bata.

Perajin justru mengeluh lantaran produksi batu bata merosot selama musim hujan. Alhasil, pendapatan perajin pun ikut anjlok.

Seperti yang disampaikan Muhid, salah satu perajin batu bata di Desa Sumber Katimoho, Kecamatan Krejengan. Menurutnya, selama musim hujan seperti saat ini, pembuatan batu bata memakan waktu lebih panjang.

Dijelaskannya, saat cuaca bagus, proses cetak dan pengeringan batu bata cukup 2 hari saja. Namun saat, pengeringan bisa berlangsung hingga sepekan.

“Proses pencetakan lalau cuaca normal, dua hari bisa mencapai hingga 1000 biji batu bata”, ungkapnya.

Jika cuaca tidak bersahabat, lanjutnya, maka tidak hanya pencetakan, pengeringan, dan pembakaran pun bakal memakan waktu lebih lama. Alhasil, warga yang membeli saat musim hujan, harus menunggu lebih lama.

“Harga batu bata kisaran Rp 350 ribu per 1000 biji. Kalau musim hujan seperti ini, harganya naik menjadi Rp 370 ribu per 1000 biji. Saat ini, kalau hujan hingga larut malam,” ucap lelaki 43 tahun itu.

Tak hanya soal produktivitas yang anjlok saat musim hujan, kendala lain yang juga dihadapi perajin adalah mulai sempitnya lahan kosong.

Sebab saat musim hujan, lahan yang biasanya kurang produktif, ditanami oleh pemilik lahan. Belum menjamurnya bangunan baru di lahan kosong.

“Kalau dulu kan masih tidak terlalu banyak bangunan untuk daerah pedesaan, banyak lahan kosong. Kalau sekarang ya mulai susah, lahan sudah berkurang,” timpal Taufik, rekan kerja Muhid. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Hendak Nyalip, Pikap Tabrak Truk Gandeng di Jalur Pantura Tongas, Sopir Terjepit

20 September 2024 - 11:19 WIB

Cegah Balap Liar, Jalur Pantura Probolinggo Akan Dipasang Pita Kejut

16 September 2024 - 20:00 WIB

Roda 3 Tabrak Truk di Jalur Pantura Gending, Sopir dan Penumpang Tewas

2 September 2024 - 10:00 WIB

Siasat Pemkab Lumajang Sejahterakan Guru non-NIP, Honor Dicairkan dengan Skema Peningkatan Kompetensi

7 Agustus 2024 - 12:11 WIB

Musim Kemarau, Empat Kecamatan di Kabupaten Probolinggo Terdampak Kekeringan

26 Juli 2024 - 20:53 WIB

Tentara Gadungan Perampok Janda, Dua Kali Gagal Tes Seleksi TNI

26 Juli 2024 - 20:36 WIB

Partai Golkar Keluarkan Surat Tugas ke Gus Haris – Ra Fahmi untuk Pilkada Probolinggo

26 Juli 2024 - 14:53 WIB

Nyaru Anggota TNI, Warga Blimbing Probolinggo Ploroti Janda asal Blitar

26 Juli 2024 - 13:32 WIB

KA Blambangan Express Catat Rekor, Tempuh Rute Terjauh Banyuwangi – Jakarta

25 Juli 2024 - 21:51 WIB

Trending di Berita Pantura