Menu

Mode Gelap
Mengenal Sejarah Transportasi Kereta Api di Lumajang pada Masa Kolonial Belanda Ketua DPRD Lumajang: Keterbukaan Informasi Publik Langkah Strategis untuk Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Bupati Lumajang Siap Berikan Solusi untuk Guru non-NIP Peringatan Harjakabpro ke-279 Dikemas Sederhana, Diawali Ziarah Kubur dan Tasyakuran Tiga Bulan, Pemkot Probolinggo Vaksin 3 Ribu Ekor Sapi Pria Pembunuh Istri di Probolinggo Terancam Hukuman Mati, ini Pasal yang Diterapkan Polisi

Budaya · 13 Feb 2022 18:32 WIB

Pakaian Adat Dayak hingga Kostum Pejuang Warnai Onthel Goes to Pesantren 2022 Genggong


					Pakaian Adat Dayak hingga Kostum Pejuang Warnai Onthel Goes to Pesantren 2022 Genggong Perbesar

Pajarakan,- Ragam kostum unik dikenakan para onthelis saat mancal bareng dalam Onthel Goes to Pesantren (OGP) 2022 yang digelar oleh Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (13/2/22) .

 

Pantauan PANTURA7.com, berbagai pakaian ‘nyeleneh’ yang dikenakan peserta OGP diantaranya pakaian adat Suku Dayak, Sakera khas Madura, kostum monyet, Indonesia Tempo Doeloe hingga pakaian para pejuang kemerdekaan.

Menariknya, meski harus mengayuh pedal sekitar 7 kilometer dengan garis start-finish di halaman P5 PZH Genggong, tak nampak rasa lelah dalam raut wajah onthelis. Bahkan mereka tetap enerjik setibanya di garis finish.

Dari sekian kostum unik, yang paling mencolok adalah pakaian adat Suku Dayat yang dikenakan tiga onthelis asal Jember, Prayitno (60) Ayop (65) dan Joko (62). Meski usia mereka sudah senja, namun ketiganya nampak asyik mengenakan kostum asal Pulau Kalimantan itu.

“Tujuan kami memakai kostum Suku Dayak ini, karena kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia itu luas tetapi tetap satu, Bhinneka Tunggal Ika,” kata Prayitno sesaat usai menyentuh garis finish.

Dijelaskan Prayitno, agar bisa ngonthel di OGP kali ini, mereka rela berangkat pagi-pagi sekali dari Jember. “Kami berangkat subuh untuk menghindari kemacetan di jalan dan khawatir kesiangan sampainya di lokasi,” paparnya.

Di lokasi yang sama, Ayop menyebut, banyak hal positif yang bisa ia petik dari keikutsertaannya di OGP. Selain menjaga tubuh tetap bugar, tentunya bisa menambah dan menjalin persahabatan tanpa memandang suku, ras maupun antar golongan.

“Sudah enam kali saya ikut festival othel ini. Alhamdulillah, saya menemukan banyak saudara baru dari berbagai daerah di Jawa Timur,” paparnya sumringah.

Ia berharap, OGP dapat terus digelar khususnya di lingkungan PZH Genggong. Meski saat ini pandemi, namun menurutnya, hal itu bukan masalah sepanjang protokol kesehatan diterapkan dengan ketat.

“Saya kenal dengan orang madura, dulu dia juga ikut festival di sini, tapi sekarang berhalangan hadir. Kita beda budaya tetapi Alhamdulillah bisa menjalin persaudaraan dengan baik, bahkan sampai sekarang masih aktif berkomunikasi,” beber Ayop.

Rupanya, pakaian unik yang dikenakan ketiga lansia itu tidak hanya menarik perhatian onthelis lain dan masyarakat. Mereka juga diganjar hadiah oleh inisitor OGP, Gus dr. M. Haris Damanhuri Romly atau Gus dr. Haris.

“Kalau kalian tahun depan memakai kostum yang lebih unik lagi, kalian pasti dapat hadiah lagi dari saya,” janji Gus dr. Haris usai menyerahkan hadiah kepada ketiganya.

Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, mancal sepeda kuno massal ini digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Peserta wajib menjaga jarak, memakai masker dan tidak berkerumun. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 36 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Jahat Dan Rakus, Sosok Rahwana Dibuat Untuk Pawai Ogoh – Ogoh di Lumajang

17 Maret 2025 - 14:10 WIB

Festival MPS Kembali Digelar di Genggong, Ajang Adu Kreatifitas sekaligus Pelestarian Budaya Lokal

8 Maret 2025 - 08:49 WIB

Trending di Budaya