Menu

Mode Gelap
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Kolom Abu 800 Meter di Atas Puncak Bisnis Skincare di Pasuruan Berujung Penipuan, Member Ngaku Rugi Ratusan Juta Cegah Kecelakaan saat Nataru, Tol Paspro Bagi-bagi Susu dan Kopi ke Pengendara Kuota Pendakian Gunung Semeru Dibatasi 200 Orang Libur Nataru, Penumpang Kereta Komuter di Pasuruan Membludak Maling Obok-obok Jl. Letjen Sutoyo Kota Probolinggo, 3 HP dan Motor Raib

Pendidikan · 21 Feb 2022 18:54 WIB

Penyegelan Kelas, Keluarga Pastikan Tidak Ada Unsur Politik


					Penyegelan Kelas, Keluarga Pastikan Tidak Ada Unsur Politik Perbesar

MARON,- Penyegelan ruang kelas Taman Kanak-kanan (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di RT 011 RW 003, Dusun Pekalen, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo yang dilakukan Munawi, warga setempat, ditanggapi keluarganya. Pihak keluarga memastikan, kasus tersebut tidak ada unsur politik.

Anak Munawi, Bawon Santoso mengatakan, jika penyegelan empat ruang kelas dan satu ruang guru tersebut murni karena ketersinggungan orangtuanya.Sehingga, karena juga faktor usia, orangtuanya tersebut tidak bisa menahan emosi dan mengambil keputusan.

“Pertama saya sangat meminta maaf atas kejadian ini, dan juga mohon maklum karena bapak saya sudah sepuh dan ketika tersinggung langsung emosi dan tidak bisa memfilter. Jadi kami perwakilan keluarga minta maaf sebesar-besarnya,” kata Bawon, Senin (21/2/2022).

Ketersinggungan tersebut, menurut Bawon, lantaran pihak sekolah sering tidak menghubungi dan mengabari jika ada kegiatan apapun yang dilaksanakan sekolah baik bersifat formal atau non formal. Sehingga hal itu menjadi faktor penyebabnya.

“Kan memang sekolah itu dibangun ketika paman saya menjabat kepala desa di sana. Nah setelah pemimpin itu beralih ke orang lain, keluarga saya kurang dihargai. Ketika ada acara, keluarga saya tidak pernah diajak rembuk atau diajak duduk bareng,” ungkap Bawon.

Atas kejadian tersebut, sambung Bawon, dirinya mewakili keluarga besarnya meminta maaf dan berniat mengumpulkan seluruh wali murid di TK dan PAUD setempat untuk menjelaskan status tanah ke depannya. Agar, tidak ada kejadian serupa di kemudian hari.

“Jadi sekali lagi saya meminta maaf mewakili bapak saya yang sudah sepuh, kalau perihal politik murni tidak ada sangkut-pautnya. Kami dari keluarga juga ada rencana pembangunan gedung lain, sebagai bentuk terimakasih kepada tanah kelahiran,” ujar pria yang kembali terpilih sebagai Kades Karanggeger ini.

Sekadar informasi, video penyegelan kelas TK dan PAUD beredar di media sosial (medsos). Belakangan diketahui, penyegelan lembaga pendidikan ini terjadi di Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.

Video berdurasi 30 detik tersebut menampilkan empat perempuan berseragam guru sedang asyik memberikan materi di hadapan puluhan siswa berseragam warna biru langit di depan gedung sekolah. Yang memantik perhatian, pintu kelas terlihat disegel kayu.

Namun tak berselang lama, polemik tersebut sudah mereda setelah pihak pemerintah desa serta kepolisian setempat mempertemukan kedua belah pihak. Dan kini, ruang sekolah tersebut sudah bisa digunakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) lagi. (*)


Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Bolos Kerja 177 Hari, Polres Probolinggo Kota Pecat Anggotanya dari Kepolisian

26 Desember 2024 - 10:27 WIB

Sekda Lumajang: APIP Diperlukan untuk Cegah Korupsi

22 Desember 2024 - 09:51 WIB

Bupati Terpilih Lumajang Dorong Percepatan Operasional Kampus Unej

19 Desember 2024 - 17:13 WIB

Humas Berperan Sangat Sentral untuk Informasikan Program Pemerintah

19 Desember 2024 - 09:13 WIB

Akselerasi Program Prioritas Bakal Warnai 100 Hari Kerja Gus Haris – Ra Fahmi Pasca Dilantik

17 Desember 2024 - 16:22 WIB

Sebanyak 2.976 Ikut PPPK, Hanya 653 Orang Akan Diterima

17 Desember 2024 - 14:49 WIB

Bangganya Pj. Bupati Lumajang, 69 Desa Berstatus Desa Mandiri

16 Desember 2024 - 15:48 WIB

Hanya 70 Desa Sudah Bayar PBB-P2 Tepat Waktu di Lumajang

13 Desember 2024 - 11:43 WIB

Pj Bupati: Hakordia 2024 Bukan Hanya Jadi Ajang Seremonial

10 Desember 2024 - 13:43 WIB

Trending di Pemerintahan