Krejengan,- Santripreuneur menjadi wacana yang digembar-gemborkan belakangan ini. Bukan tanpa sebab, santri yang tangguh dan intelek, tidak hanya diminta berdedikasi kepada tanah air melainkan juga ikut memberdayakan ekonomi umat.
Di Kabupaten Probolinggo, pengembangan santripreuneur juga digalakkan di sejumlah pesantren. Salah satunya di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Hasan, Desa Opo-opo, Kecamatan Krejengan.
Tak tanggung-tanggung, bazar santripreuneur digelar selama 5 hari, sejak tanggal 20 hingga 24 Maret 2022. Aneka produk karya santri disuguhkan, sekaligus menjadi wahana guna memeriahkan haflatul imtihan pesantren.
Sedikitnya, ada 5 stand produk santri yang memajang aneka produk unggulan. Seluruh stand, merupakan perwakilan dari lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Ponpes Nurul Hasan.
Lima stand tersebut diantaranya dari perwakilan Madrasah Aliyah (MA) Raudlatul Muta’alimin, Madrasah Diniyah (Madin) B-47 Cabang Sidogiri dan Raudlatul Athfal (RA) Nurul Hasan. Produk yang dijual, mulai dari gorengan, camilan hingga busana.
Kepala Biro Pendidikan Ponpes Nurul Hasan, Ahmad Zaenullah Fatah mengatakan, santripreneur digelar untuk memberikan pengalaman sekaligus memupuk karakter kewirausahaan bagi santri.
Menurutnya, pembekalan terhadap santri tidak boleh monoton hanya tentang ilmu keagamaan dan pengetahuan semata. Ilmu enterpreneur penting diberikan karena menjadi ilmu terapan yang bisa dipraktikkan ketika santri kembali ke masyarakat.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat berwirausaha santri sejak dini, karena pandangan publik terhadap santri hanya terpaku pada pelajaran keagamaan,” kata Zainullah, Selasa (22/3/22).
Koordinator Bazar Santripreuneur Ponpes Nurul Hasan, Zainal Muttaqin menyebut, laba kegiatan sebanyak 70 persen nantinya akan dialokasikan untuk siswa kelas XII MA. Raudlatul Muta’alimin, yang bakal menghadapi kelulusan.
Harapannya, dengan kegiatan ini para santri mampu mengikuti perkembangan zaman. “Jadilah santri yang dapat memberi nilai positif minimal untuk diri sendiri, jangan menjadi santri pasif,” harap dia. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Moh. Rochim