Probolinggo – Jaran Bodhag merupakan kesenian tari asli Kota Probolinggo. Hal itu setelah Jaran Bodhag ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Untuk melestarikan kesenian ini, SDN Triwung Lor 3, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo secara rutin melakukan latihan kesenian Jara Bodhag saat pelajaran sekolah.
Kesenian tari Jaran Bodhag ini berbeda dengan tari kuda lumping. Yang mana, kuda yang dibuat ini berasal dari rotan, dan pemainnya masuk ke dalam kuda.
Untuk tetap melestarikan tarian ini, SDN Triwung Lor 3 memasukkannya ke dalam kurikulum pembelajarannya.
Untuk lebih mengehemat dan efisian terhadap kuda yang digunakan, para siswa dan siswi bebas membuat dan mengkreasi kuda yang ditungganginya. Mereka menggunakan kardus yang dihias sedemikian rupa.
“Kreasi kuda tiruan dengan berbagai pernak pernik ini untuk menghemat biaya, sehingga tarian ini dinamakan tarian jaran bodhag minion kardus, yang mana tarian ini sudah masuk kurikulum SPDB di mana ada pengenalan tari kreasi daerah. Sehingga tarian ini dapat dilestarikan,” ujar Guru Kelas 4, Soviatun Fatimatuzzaro.
Tarian Jaran Bodhag ini harus dilakukan secara masal, karena selain penari menjadi pusat perhatian, pernak-pernik yang digunakan penari juga turut menjadi perhatian para penonton.
Selain pemain dan gerakan, satu lagi yang mengiringi para penari merupakan siswa dan siswi SDN Triwung Lor 3 ini juga dibuat khusus. Di mana dalam lirik lagunya berisi tentang Probolinggo.
“Untuk lebih bagus, suami saya yang membuat aransemen lagu, sedangkan agar lebih banyak improvemen gerakan, saya sendiri yang mengajarkan gerakan tarian, hingga membuat kreasi kuda dari kardus,” imbuh Soviatun.
Salah satu penari yang juga siswa kelas 4, Valencia mengatakan, ia ikut menjadi penari Jaran Bodhag karena tarian ini merupakan tarian asli Kota Probolinggo, sehingga perlu untuk dilestarikan.
“Saya sudah berlatih tarian ini sejak dua minggu yang lalu. Dan selama latihan ada gerakan yang sulit, yakni gerakan lompat serta penyamaan gerak dan harus fokus. Namun saat ini kesulitan itu sudah dapat teratasi,” ujarnya.
Sementara, Kepala SDN Triwung Lor 3, Siswanto mengatakan, kesenian Jaran Bodhag ini terus dilestarikan. Hal ini terlihat dari kesinambungan kesenian ini ditekui para siswa. Selain itu, tarian ini juga sudah dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran.
“Saya berharap, kesenian Jaran Bodhag ini tidak hanya dikenalkan di SDN Triwung Lor 3 saja, namun sekolah lain hingga tingkat Kota Probolinggo. Sehingga kesenian ini dapat lebih di kenal lagi,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: A. Zainullah FT