Kraksaan,- Hari pertama bazar takjil ramadhan di sisi timur alun-alun Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, penuh sesak. Aneka takjil diserbu pembeli, bahkan waktu berbuka tiba.
Sekretaris Paguyuban Sentra PKL Semarak Kraksaan Lasno menjelaskan, tercatat ada 46 stand yang menjajakan takjil di bazar tahunan tersebut.
“Saya baru sadar kalau sampai 46 yang daftar, karena saya cuma fokus sama teknis persiapan bazarnya, seperti pasang terop dan lahan parkir,” kata Lasno, Minggu (3/4/22).
Salah seorang pedagang takjil, Habi Sutoko mengatakan, bazar ramadhan ini membuka peluang baginya untuk memasarkan aneka kue modern. Seperti chicken burger, beef burger, lumpia basah dan goreng, salad buah, hingga asinan buah.
“Memang saya memilih menu yang agak kekinian, biar keragamannya semakin nampak. Jadi semakin lengkap semakin diminati oleh pengunjung,” papar pensiunan polisi ini.
Uniknya, bazar Ramadhan kali ini tidak hanya diikuti oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL) lokal, melainkan juga dari luar daerah. Salah satunya Warno,. pedagang asal Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Menurut Warno, ia menjual makanan khas tanah kelahirannya di wilayah Probilinggo sejak 2002 silam. Ragam makanan khas Wonogiri yang ia jual diantaranya tiwul, gempol, gatot hingga puli.
“Satu porsi paket lengkap terdiri dari tiwul, gatot, puli dan gempol seharga Rp 5 ribu. Jika hanya satu porsi dari salah satu makanan tersebut, harganya Rp 2 ribu saja,” jelas Warno.
Diluar bulan puasa, Warno menjelaskan, ia menjajakan dagangannya di sekitar alun-alun Kota Probolinggo. Saat hari Minggu, ia tidak jualan keliling melainkan memilih buka lapak di alun-alun Kota Probolinggo.
“Kalau minggu saya memang tidak keliling, saya biasanya jualan di sekitar alun-alun Kota Probolinggo,” ujarnya.
Jika bulan puasa, Warno ikut bazar ramadhan di alun-alun Kota Kraksaan. Ia rela naik angkot dari rumah kostnya di Kota Probolinggo ke Kota Kraksaan demi penghasilan yang lebih menjanjikan.
“Memang cepat habis, karena kebanyakan orang yang mampir ke bazar takjil itu hanya mencari menu untuk membatalkan puasanya, bukan untuk mencari makanan yang membuat kenyang,” tutupnya. (*)
Editor : Efendi MuhammadP
ublisher : A. Zainullah FT