Menu

Mode Gelap
Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok? Puluhan Rumah Perdamaian Adhyaksa Didirikan di Kota Probolinggo, ini Tujuannya Diduga Gangguan Jiwa, Perempuan di Sukorejo Tewas Tertabrak Kereta Takut Dianiaya, Itulah Alasan Polres Lumajang Enggan Sebar Foto Dalang Ganja Dispar Lumajang Enggan Sebut Besaran Tiket Bagi Wisman Selama Ramadan, 200 Wanita di Probolinggo Gugat Cerai Suami, 155 Orang Resmi Menjanda

Pemerintahan · 8 Jun 2022 15:13 WIB

Dispertahankan Tak Tutup Pasar Hewan Wonoasih


					Dispertahankan Tak Tutup Pasar Hewan Wonoasih Perbesar

Probolinggo – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Probolinggo kian meluas dengan menjangkiti sekitar 500 sapi. Meski demikian pihak Dinas Petanian Tanaman Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Kota Probolinggo tidak menutup Pasar Hewan Wonoasih.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dispertahankan Kota Probolinggo, Aries Santoso. Ia sengaja tidak menutup pasar yang berlokasi di Jrebeng Kidul itu dengan pertimbangan akan memunculkan pasar liar.

“Kalau Pasar Hewan Wonoasih ditutup justru dikhawtirkan muncul pasar liar yang akan mempercepat penularan PMK serta menyulitkan petugas dalam pengawasan terhadap sapi yang diperjual-belikan,” katanya, Rabu (8/6/2022).

Dispertahankan mencatat, hingga saat ini ada sekitar 500 sapi yang positif PMK, dengan jumlah kematian dua sapi. Sekitar 100 ekor sapi yang sempat PMK akhirnya sembuh setelah diobati.

Dua sapi yang mati ini, kata Aries, merupakan sapi anakan (pedet). Sapi anakan memang rentang terserang PMK karena masih menyusu ke induknya. Jika induknya terjangkit PMK maka dengan cepat menulari anaknya.

Dengan penyekatan serta pemeriksaan yang dilakukan petugas gabungan, sapi yang masuk dan didistribusikan akan lebih terkontrol. Sehingga jika ditemukan sapi yang terjangkit PMK, petugas segera melakukan tindakan dengan meminta sapi tersebut di isolasi di kandangnya, dengan pendampingan dari petugas untuk pengobatannya.

“Kami mengimbau karena mendekati Idul Adha, baik pedagang maupun pembeli untuk lebih teliti membeli sapi. Jangan sapi membeli sapi yang terjangkit PMK, yang nantinya akan merugikan. Kami juga mengantisipasi munculnya penjual ternak dadakan menjelang Idul Adha,” imbuh Aries.

Diketahui sejak mewabahnya PMK ini, harga sapi setiap pasaran (Selasa dan Sabtu) mengalami penurunan 10 hingga 20%. Selain itu, setiap pasaran, jumlah sapi yang di jual juga berkurang, lantaran para pedagang takut sapi yang dijualnya tertular PMK saat pasar beroperasi. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Duh! 18 ASN Pemkab Probolinggo Mangkir di Hari Pertama Kerja Pasca Lebaran

8 April 2025 - 19:47 WIB

Hari Pertama Kerja Pasca Lebaran, Pemkab Probolinggo Siapkan Sanksi bagi ASN Bolos

8 April 2025 - 08:06 WIB

Bunda Indah Akan Penuhi Alat Pertanian Modern Bagi Petani di Lumajang

7 April 2025 - 21:13 WIB

Ada SE MenPANRB, Pemkab Probolinggo Tetap Wajibkan Pegawai Masuk Kerja

7 April 2025 - 16:54 WIB

Jaga Tubuh Tetap Bugar, ini Tips Memilih Makanan saat Lebaran

30 Maret 2025 - 14:35 WIB

Menjelang Lebaran, Pemkab Jember Jamin Stok Daging Sapi Aman

23 Maret 2025 - 20:21 WIB

Dua OPD di Jember Bakal Digabung demi Efisiensi, Tuai Penolakan

22 Maret 2025 - 03:30 WIB

Ketua DPRD Dukung Program Janji Politik Bupati Lumajang

18 Maret 2025 - 17:09 WIB

DPRD Kabupaten Pasuruan Rampungkan Pembahasan Raperda CSR, Siap Disahkan

18 Maret 2025 - 16:48 WIB

Trending di Pemerintahan