Menu

Mode Gelap
Emosi Saat Disapa, Eks Napi Tantang Polisi, Begitu Diperiksa Positif Sabu dan Judi Online Kebijakan soal Pajak ‘Dikuliti’, Gubernur Khofifah Beberkan Prinsip Keadilan Fiskal Mengenal Sejarah Transportasi Kereta Api di Lumajang pada Masa Kolonial Belanda Ketua DPRD Lumajang: Keterbukaan Informasi Publik Langkah Strategis untuk Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Bupati Lumajang Siap Berikan Solusi untuk Guru non-NIP Peringatan Harjakabpro ke-279 Dikemas Sederhana, Diawali Ziarah Kubur dan Tasyakuran

Pemerintahan · 12 Jun 2022 18:30 WIB

PMK Kian Merebak, 45 Sapi Mati, 2 Dipotong Paksa 


					PMK Kian Merebak, 45 Sapi Mati, 2 Dipotong Paksa  Perbesar

Probolinggo,- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang Kabupaten Probolinggo kian mengkhawatirkan. Sebab hingga kini sudah 45 sapi yang mati akibat terjangkit PMK, sebagian sapi dipotong paksa.

Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo melaporkan, sebanyak 5.757 sapi potong terindikasi PMK dari total 312.932 sapi (1,84 persen). Dansebanyak 112 sapi dinyatakan sembuh dari PMK, serta dua sapi dipotong paksa.

Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan, untuk mencegah penyebaran PMK semakin meluas, harus bersama-sama berupaya menghindari penularan PMK dengan menjaga higiene sanitasi dan penyemprotan disinfektan.

“Jika hanya satu orang dalam daerah saja keluar ke tempat lain dan yang lainnya tidak melakukan higiene sanitasi dan penyemprotan disinfektan, tapi semua daerah harus melakukan higiene sanitasi penyemprotan itu,” kata Niko, Minggu (12/6/2022).

Oleh karena itu, Niko, panggilannya, meminta masyarakat agar tidak pernah bosan dan tidak henti-hentinya menyemprotkan disinfektan di lingkungan sekitar kandang, peralatan maupun peternak itu sendiri dan mensosialisasikan kepada tetangga yang memiliki hewan ternak.

“Bahkan tamu yang akan masuk ke kandang juga harus disemprot. Tidak hanya itu, peternak yang sedang mencari pakan setelah pulang disemprot karena virus ini bisa menular melalui udara mana saja, makanya kalau mau keluar semport dan mau masuk juga disemprot,” ujar Niko.

Penanganan PMK sendiri, kata Niko, hampir sama dengan Covid-19. Tetapi PMK malah lebih kompleks lagi karena yang harus disemprot dengan disinfektan itu bukan hanya kandangnya saja, tetapi juga sarana dan prasarana, ternaknya serta orang sekitar kandang.

“Jadi dalam penanganan wabah PMK ini banyak yang harus disemprot mulai dari kandang, ternak, peralatan hingga orangnya sendiri. Orang yang keluar masuk kandang harus menjaga higiene sanitasi dan penyemprotan disinfektan, dan itu jangan sampai dianggap remeh,” pungkasnya. (*) 

 

Penulis: Moh. Ahsan Faradisi

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ketua DPRD Lumajang: Keterbukaan Informasi Publik Langkah Strategis untuk Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

19 April 2025 - 10:36 WIB

Bupati Lumajang Siap Berikan Solusi untuk Guru non-NIP

19 April 2025 - 09:42 WIB

Solusi Air Bersih di Lumajang: Bupati dan Walikota Probolinggo Dukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Air

18 April 2025 - 12:58 WIB

Tepis Isu Pecah Kongsi, Bupati dan Wabup Jember Tampil Harmonis saat Hadiri Rapat Paripurna

18 April 2025 - 09:11 WIB

Teknologi Transformasi Digital Pertanahan, Tingkatkan Efisiensi Pelayanan dan Informasi Publik di Lumajang

17 April 2025 - 15:24 WIB

Efisiensi Anggaran Pemkab Lumajang: Penghematan Biaya Operasional Menuju Pembangunan Infrastruktur, Kesehatan dan Pembelian Motor untuk Kades

16 April 2025 - 16:45 WIB

Ini Alasan Pemkab Lumajang Pilih Motor Honda PCX untuk 198 Kepala Desa

16 April 2025 - 13:00 WIB

Bupati Lumajang dan Menteri PUPR Bahas Perbaikan Infrastruktur Pasca Bencana

16 April 2025 - 12:04 WIB

Pemkab Lumajang Habiskan Rp7,2 M untuk Belanja Motor Kades, Bupati Beberkan Alasannya

16 April 2025 - 04:33 WIB

Trending di Pemerintahan