Menu ✖

Mode Gelap

Ekonomi · 22 Jun 2022 17:05 WIB

Pedagang Menduga, Daging Murah Berasal dari Sapi Terjangkit PMK


					Pedagang Menduga, Daging Murah Berasal dari Sapi Terjangkit PMK Perbesar

Kraksaan,- Beredarnya kabar daging sapi dengan harga jual murah, Rp100 ribu per 3-4 kilogram (Kg) di Probolinggo masih ramai diperbincangkan. Terlebih, kabar ini kian santer mengingat momentum Hari Raya Idul Adha semakin dekat.

Sejatinya, kabar harga daging murah itu memang benar adanya, hanya saja sebagian pedagang daging menduga, sebagian meyakini, jika daging tersebut berasal dari sapi yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kemudian disembelih dengan secara paksa.

“Kalau tidak sapi yang dipotong secara paksa karena terpapar PMK, bisa saja sapi mati karena sudah terpapar PMK dan dipotong lagi untuk dijual itu memang ada, dan harganya Rp100 ribu sudah dapat 3 kilogram,” kata pedagang daging berinisial KY, Rabu (22/6/2022).
Adanya daging dengan harga jual murah itu, kata dia, memang ada di Kabupaten Probolinggo. Hanya saja, menurut pria asal Kecamatan Krejengan ini, penjualannya kemungkinan secara tertutup dan hanya dilakukan beberapa pedagang daging saja.

“Kalau di Pasar Semampir, kualitas daging sapi, alhamdulilah masih terjaga. Karena kalau melihat dari harganya saja, per kilogramnya masih sama harganya dengan harga seperti dulu, atau ketika mendekati Hari Raya Idul Adha, Rp100 sampai Rp120 ribu,” katanya.

Hal senada disampaikan Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo, drh. Nikolas Nuryulianto. Dikatakan di pasar-pasar tradisional, harga daging sapi khususnya, masih terbilang normal meskipun PMK sudah merebak luas.

Hanya saja, Nikolas meminta agar masyarakat lebih bijak dan cerdas lagi jika hendak membeli daging sapi. Jika harga sapi yang dibeli harganya jauh dari kata wajar, alangkah lebih baiknya tidak dibeli meskipun sapi terpapar PMK bisa dikonsumsi.

“Sampai saat ini, harga daging sapi yang normal itu Rp100 ribu hingga Rp110 ribu per kilogram. Kalau ada yang harganya Rp30 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram mohon jangan dibeli. Karena dikhawatirkan tidak dipotong di RPH dan dagingnya tidak sesuai,” tutur Nikolas. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Tersaingi Pasar Online, Pedagang Pakaian di Plaza Lumajang Sepi Pembeli

18 Maret 2025 - 15:50 WIB

Trending di Ekonomi