Pajarakan,- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Lukman Hakim, yang menemui peserta demo mahasiswa di depan kantornya, tampil berani.
Ia bersama pimpinan DPRD Kabupaten Probolinggo lainnya, Jon Junaidi dan anggota dewan Aan Sugianto, dibuat kaget oleh mahasiswa yang tiba-tiba beringas. Masa membakar ban tepat di hadapannya.
Lukman menceritakan, ricuh demo tersebut bermula dari mahasiswa yang menginginkan dirinya membacakan pakta integritas. Setelah dirinya membaca, sempat terjadi perdebatan antara dirinya dan mahasiswa.
“Kami sudah bilang kalau kami siap menandatangani pakta integritas itu, bahkan pak Jon dan Haji Aan juga siap,” katanya, pasca demo.
Namun, persoalan terjadi ketika nama yang tertera untuk menandatamgani pakta integritas itu bukanlah namanya, melainkan nama ketua DPRD setrmpat Andi Suryanto Wibowo.
Persoalan ini kemudian diduskisan di tempat demo. Pihaknya menawarkan agar ada perwakilan mahasiswa yang masuk ke gedung dewan untuk memprint-out ulang pakta integrigas tersebut dengan namanya yang bertanda tangan.
Sedangkan pihak mahasiswa menolak dan meminta pihaknya untuk mengeluarkan laptop dan printer ke lokasi demo.
“Saya persialakan 10 orang perwakilan untuk masuk bersama bagian administrasi dan nge print, saya dan yang lain tinggal di luar sebagai jaminan ke mahasiswa,” ujar politisi PKB ini.
Namun, belum sempat diskusi tersebut menemukan kesepakatan, masa aksi sudah membakar ban tepat di depannya. Tak ayal, dirinya pun langsung mundur kembali ke gedung dewan.
“Pas lagi diskusi itu, tiba-tiba sudah ada ban terbakar. Saya langsung masuk, kalau sajansaya telat dua menit untuk masuk lagi, mungkin sudah lain ceritanya. Karena kan habis itu langsung hujan batu,” jelasnya.
Lukman pun sangat menyayangkan kericuhan aksi tersebut. Padahal ia mulanya sangat mengapresiasi aksi itu, sebab ia meyakini aksi yang dilakukan oleh mahasiswa pastinya hanya karena faktor intelektual, tidak ada kepentingan lain selain memperjuangkan nasib rakyat.
“Tetap aspirasinya kami tampung, nanti akan kmai sampaikan ke pimpinan partai masing-masing untuk dilanjutkan di DPR RI. Selain itu, kami juga akan berkoordinasi dengan kemenkumham, karena leading sektor RUU KUHP ini di sana,” urai dia.
Sementara itu, Ketua Umum PC PMII Probolinggo M. Zia Ulhaq mengaku tidak menyangka aksi akan berlangsung ricuh. Bahkan, ketika kericuhan terjadi, ia terus mencoba memenangkan massa peserta aksi.
“Saya harap semua tenang, tidak ada anarkis, ini diluar prediksi,” ungkapnya.
Seperti diketahui, ratusan mahasiswa gabungan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), hingga aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Probolinggo Raya, demo ke kantor DPRD setempat, Selasa (26/7/22).
Massa meminta Rancangan Undang Undang (RUU) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang tengah digodok DPR-RI, tidak diteruskan atau dibatalkan. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Zainul Hasan R