Menu

Mode Gelap
KPU Pasuruan Tetapkan DPTb, Bangil Catat Pemilih Masuk Tertinggi, Grati Dominasi Pemilih Keluar Logistik Pilkada di Kab. Probolinggo Mulai Didistribusikan, Segini Jumlahnya Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman KPU Kota Probolinggo Mulai Distribusikan 1.312 Bilik Suara PMII, HMI hingga GMNI Kompak Deklarasi Anti Politik Uang Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan

Ekonomi · 5 Sep 2022 17:22 WIB

Tengkulak Keluhkan Harga Tembakau di Gudang


					Tengkulak Keluhkan Harga Tembakau di Gudang Perbesar

Probolinggo – Sejumlah gudang tembakau di Kabupaten Probolinggo mulai membeli tembakau dari petani lokal. Namun, hal ini nyatanya tak menyelesaikan persoalan tembakau.

Jika sebelumnya keluhan datang karena gudang yang tidak kunjung buka, kini sejumlah tengkulak mulai mengeluhkan harga yang dipatok gudang. Pasalnya, para tengkulak sudah mulai membeli tembakau dari petani sejak gudang belum buka.

“Di lapangan harga tembakau bisa sampai Rp52 ribu per kilogramnya. Tapi gudang paling tinggi itu Rp51 ribu,” kata Muhammad Farihin, tengkulak tembakau dari Kecamatan Krejengan, Senin (5/9/2022).

Ia pun mengeluhkan meskipun hanya selisih seribu rupiah, harga Rp51 ribu itu menurutnya dapat menimbulkan kerugian yang cukup banyak. Ditambah, harga tersebut juga tidak berlaku di semua gudang.

“Hanya satu gudang yang Rp51 ribu itu. Itu pun kemarin saya ruginya sampai Rp 700 ribu ketika memasok barang. Belum lagi rugi tenaga dan BBM kendaraan,” ujarnya.

Bahkan, tengkulak dari Desa Patemon itu mengatakan, salah satu cabang gudang tembakau ternama di Probolinggo yang produknya sudah merata di Indonesia, harga tertingginya dipatok Rp46 ribu.”Produk rokoknya laris, tapi harganya lebih rendah dari gudang lokal,” terangnya.

Meski begitu, pria yang akrab disapa Hen itu mengaku, tidak akan berhenti menjadi tengkulak tembakau. Sebab, ia meyakini nanti harga di lapangan akan mampu dijangkau oleh gudang.

“Jumlah tembakau tahun ini kan lebih sedikit dari tahun lalu, makanya dagang (tengkulak, Red.) itu berebut. Akhirnya harga di lapangan tinggi. Semoga saja nanti gudang bisa ambil lebih tinggi, rezeki kan sudah ada yang ngatur,” ucapnya.

Sementara itu, Kabid Perdagangan pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo Endang Ruatiningsih mengatakan, persoalan tembakau ini akan segera dicarikan solusi.

“Besok kami rapat dengan Asisten II bahas tembakau. Untuk sementara, pedagang itu kami imbau menyesuaikan harga dengan gudang. Karena gudnag yang di sini itu kan cabang, ketentuan harga dari gudang pusat,” ujarnya.(*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi